Masyarakat Diingatkan Waspada

icon   Pada 26 September 2011 Bagikan ke :
12-April-2010

Bengkalis - Masyarakat Bengkalis, terutama di desa-desa, diimbau waspada jika ada pihak-pihak yang menawarkan pembangunan pembangkit listrik. Bisa jadi itu modus oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengeruk keuntungan semata di tengah keperluan masyarakat akan listrik.

Untuk itu masyarakat diminta melaporkan kepada aparat desa, kelurahan atau kecamatan jika menemukan pihak-pihak yang menawarkan yang demikian, sehingga hal-hal yang dikhawatirkan merugikan warga bisa hindari. Biasanya, jika memang ada rencana investor masuk ke suatu daerah pasti melibatkan pemerintahan setempat, apalagi investasi di bidang listrik harus melibatkan PLN sebagai pemegang regulasi.

Demikian imbauan Kabag Humas Bengkalis Johansyah Syafri menyikapi pengakuan salah seorang kepala dusun di Desa Kembung Luar bahwa ada investor yang datang padanya menawarkan pembangunan listrik, Ahas (10/4). Dijelaskan Johan, jika ada investor berminat berinvestasi di Kabupaten Bengkalis tentu akan menyurati Pemkab terlebih dulu untuk melakukan pemaparan-pamaparan tentang rencana investasi, baru setelah itu sosialisasi kepada masyarakat.

‘’Setahu saya belum ada investor yang datang ke Pemkab terkait rencana pembangunan pembangkit listrik di Desa Kembung Luar. Untuk itu kita minta kepada masyarakat waspada, bisa jadi itu modus pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memetik keuntungan dengan memanfaatkan keperluan masyarakat akan listrik,’’ ingat Johan.

Seperti pengakuan salah seorang Kepala Dusun Desa Kembung Luar, bahwa ada pihak yang mengaku investor dari Jakarta akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di desanya. Investor tersebut mengaku kepada sang Kadus bahwa proyek ini baru pertama kali di Indonesia, atau istilahnya pilot project.

Untuk rencana itu, investor tersebut sudah melakukan pendekatan dengan beberapa petinggi Desa Kembung Luar, dengan harapan bisa disosialisasikan kepada masyarakat. Untuk rencana pembangunan pembangkit ini, masyarakat dibebani biaya Rp7.500.000 per rumah sebagai biaya masuk listrik.

‘’Biaya tersebut untuk pemasangan listrik ke rumah-rumah yang dicicil selama setahun. Setoran awalnya mereka minta masyarakat membayar Rp400.000. Bulan berikutnya Rp2.500.00 dan sisanya dilunasi selama setahun,’’ ujar Kadus.

Menurut Kadus, beberapa rekannya sesama Kadus ada yang sudah menyosialisasikan rencana itu kepada warganya. Reaksi masyarakat sendiri beragam, ada yang percaya, ada yang tidak dan ragu-ragu namun sejauh ini belum ada yang menyetorkan uangnya. Investor tersebut kabarnya akan datang kembali untuk survei lokasi.(evi/rnl)