BENGKALIS - Sebanyak 20 ustadz dari 8 kecamatan di Kabupaten Bengkalis mengikuti Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (NU). Kegiatan yang baru pertama kali digelar ini, ditaja Pengurus NU Kabupaten Bengkalis di Aula Bumi Perkemahan Pramuka Kelapapati, Bengkalis, Sabtu (1/2) malam.
Kegiatan Pendidikan Kader Penggerak NU Angkatan I dibuka Asisten II Setdakab Bengkalis H Huzaini dan dihadiri Pengurus Besar NU Inceng Sobirin, Pengurus Wilayah Riau Ahmad Syafrudin serta para tokoh agama.
Asisten II Setdakab Bengkalis, H Huzaini menilai pendidikan kader ini merupakan salah satu upaya melanjutkan perjuangan kaum ulama terdahulu. Visi dan misi NU sendiri tidak dapat dipisahkan dengan rasa kebangsaan untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat.
"Langkah itu harus terus didengungkan, jangan sampai ada perpecahan di umat. Memahami inti beragama dan kedepan kemana negara ini akan dibawa," katanya.
Ketua NU Kabupaten Bengkalis, Amrizal, mengungkapkan, kegiatan ini adalah dalam rangka menciptakan kader-kader NU sebagai penggerak baik di organisasi maupun masyarakat karena saat ini telah terjadi lemah semangat untuk menjalankan roda organisasi.
"Di sudut kampung ada paham ahlussunahwaljamaah, sekarang sudah banyak yang putus dan terus menurunnya kesadaran agama di tengah-tengah masyarakat. Dengan kader ini diharapkan menciptakan ulama-ulama baru yang bisa melanjutkan  estafet peran ulama dahulu," ujarnya.
Perkembangan ideologi sekarang, ditambahkan Amrizal, pada keadaan tertentu mengganggu atau mengancam rasa kebangsaan. Telah banyak berkembang ulama berafiliasi dengan partai politik (parpol) tertentu, oleh karena itu harus dibendung.
"Kami pernah berdiskusi, bahwa hari ini Kabupaten Bengkalis nyaris punah tokoh ulama yang bisa dijadikan panutan. Sehingga, peran kader-kader ini sangat diharapkan," ujarnya.
Sekretaris Tanfiziah NU Riau, Ahmad Syafrudin berpesan, sebagai penggerak ulama harus dimulai terlebih dahulu dari diri sendiri. "Bagaimana akan menggerakkan ulama, tapi dalam diri sendiri tidak mau untuk bergerak. Disiplinkan diri, tantangan kedepan cukup besar," ujarnya.
Terkait pesta Demokrasi, April mendatang, ia menegaskan bahwa NU adalah organisasi bukan parpol. Para kader NU diingatkan tidak ada yang 'menjual' bendera salah satu parpol di organisasi ini.
"Jika ada yang demikian silahkan melaporkan kepada saya," tegasnya. Ditambahkan Perwakilan PB NU Pusat, Inceng Sobirin, dengan adanya pengkaderan NU tersebut menjadikan motivasi keberadaan NU yang sangat strategis di tengah-tengah masyarakat. "Peran sosialnya, politiknya dan terutama di bidang keagamaan," ungkapnya.(jfk)/GoRiau
Kegiatan Pendidikan Kader Penggerak NU Angkatan I dibuka Asisten II Setdakab Bengkalis H Huzaini dan dihadiri Pengurus Besar NU Inceng Sobirin, Pengurus Wilayah Riau Ahmad Syafrudin serta para tokoh agama.
Asisten II Setdakab Bengkalis, H Huzaini menilai pendidikan kader ini merupakan salah satu upaya melanjutkan perjuangan kaum ulama terdahulu. Visi dan misi NU sendiri tidak dapat dipisahkan dengan rasa kebangsaan untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat.
"Langkah itu harus terus didengungkan, jangan sampai ada perpecahan di umat. Memahami inti beragama dan kedepan kemana negara ini akan dibawa," katanya.
Ketua NU Kabupaten Bengkalis, Amrizal, mengungkapkan, kegiatan ini adalah dalam rangka menciptakan kader-kader NU sebagai penggerak baik di organisasi maupun masyarakat karena saat ini telah terjadi lemah semangat untuk menjalankan roda organisasi.
"Di sudut kampung ada paham ahlussunahwaljamaah, sekarang sudah banyak yang putus dan terus menurunnya kesadaran agama di tengah-tengah masyarakat. Dengan kader ini diharapkan menciptakan ulama-ulama baru yang bisa melanjutkan  estafet peran ulama dahulu," ujarnya.
Perkembangan ideologi sekarang, ditambahkan Amrizal, pada keadaan tertentu mengganggu atau mengancam rasa kebangsaan. Telah banyak berkembang ulama berafiliasi dengan partai politik (parpol) tertentu, oleh karena itu harus dibendung.
"Kami pernah berdiskusi, bahwa hari ini Kabupaten Bengkalis nyaris punah tokoh ulama yang bisa dijadikan panutan. Sehingga, peran kader-kader ini sangat diharapkan," ujarnya.
Sekretaris Tanfiziah NU Riau, Ahmad Syafrudin berpesan, sebagai penggerak ulama harus dimulai terlebih dahulu dari diri sendiri. "Bagaimana akan menggerakkan ulama, tapi dalam diri sendiri tidak mau untuk bergerak. Disiplinkan diri, tantangan kedepan cukup besar," ujarnya.
Terkait pesta Demokrasi, April mendatang, ia menegaskan bahwa NU adalah organisasi bukan parpol. Para kader NU diingatkan tidak ada yang 'menjual' bendera salah satu parpol di organisasi ini.
"Jika ada yang demikian silahkan melaporkan kepada saya," tegasnya. Ditambahkan Perwakilan PB NU Pusat, Inceng Sobirin, dengan adanya pengkaderan NU tersebut menjadikan motivasi keberadaan NU yang sangat strategis di tengah-tengah masyarakat. "Peran sosialnya, politiknya dan terutama di bidang keagamaan," ungkapnya.(jfk)/GoRiau