Akhir Februari 2016, Dubes Norwegia dan Menteri LKH ke Bukit Batu

icon   Pada 16 Februari 2016 Bagikan ke :

BENGKALIS - Akhir Februari 2016, Duta Besar Norwegia Stig Travik dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya akan meninjau lokasi sekat kanal (blocking canal) di Kampung Jawa, Kelurahan Sungai Pakning Bengkalis.

Untuk mempersiapkan kehadiran Dubes Norwegia dan Menteri LHK RI, digelar rapat antara di Wisma Daerah Sri Mahkota, pekan lalu. Hadir dalam rapat persiapan itu, Staf Khusus Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH) Hanni Adratri, Manajer UNDP di Kementerian LKH Hening Parlan, Ahli Gambut dari Universitas RiauHaris Gunawan.

Sedangkan dari Pemkab Bengkalis dihadiri Penjabat Bupati Bengkalis Ahmad Syah Harrofie, Bupati Bengkalis terpilih Amril Mukminin, Sekretaris Daerah Burhanudin dan Kadis Kehutanan dan Perkebunan Herman, Kepala Bappeda, Jondri Indra Bustaman, Kepala BPMPD M Jalal, Kepala BLH Arman, Kapolres Bengkalis, AKBP A Suryadi, Dandim 0303 Bengkalis Letkol Arh Wachyu Dwi Ariyanto, Camat Bukit Batu Fadlul, Lurah Sungai Pakning Acil, Kapolsek Bukit Batu Kompol Sugeng dan Danramel Bukit Batu.

Kunjungan Dubes Norwegia dan Menteri LKH di Bukit Batu, karena di kawasan terdapat pembuatan blocking kanal yang dibiayai dari Pemerintah Norwegia yang administrasinya dilakukan UNDP dan diawasi oleh KLKH. Untuk mengantisipasi dan menanggulangi musibah kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau, khususnya Kabupaten Bengkalis telah dibangun sekat kanal di sejumlah titik, diantaranya di Kecamatan Bukit Batu.

Staf Ahli KLKH menyarankan daerah untuk membuat peta titik koordinanat keberadaan sekat kanal yang ada di Kabupaten Bengkalis, sekaligus menyebutkan jenis-jenis kanal, siapa yang membuatnya, seperti gotong royong masyarakat, bantuan perusahaan, bantuan dari pemerintah Norwegia maupun pemerintah daerah. Langkah ini, untuk memudahkan pemantauan terhadap sekat kanal yang ada.

Pada kesempatan itu, Hanni juga memuji keberhasilan Kabupaten Bengkalis dalam melakukan pencegahan dan penangkalan (cekal) kebakaran lahan dan hutan. Hal ini terlihat dari penurunan jumlah titik api mulai tahun 2014 hingga 2015 lalu, dimana jumlah titik api pada priode tersebut Kabupaten Bengkalis mengalami penurunan drastis.

Pj Bupati Bengkalis Ahmad Syah Harrofie, menyambut baik dipilihnya Bukit Batu sebagai daerah yang dikunjungi dan dipantau oleh Menteri KLH dan Dubes Norwegia. Hal ini tentu menjadi sebuah motivasi bagi seluruh elemen di Negeri Junjungan untuk bersama-sama dalam menanggulangi dan mencegah kebakaran lahan dan hutan. Terlebih masalah ini, sudah diinteruksikan oleh Presiden RI, agar pada tahun ini tidak ada ditemukan karlahut di Indonesia.

Sejauh ini, kata Ahmad Syah Harrofie, upaya pencegahan karlahut di Kabupaten Bengkalis sudah dilaksanakan oleh maksimal, baik itu yang dilakukan secara swadaya masyarakat, Pemda maupun langkah-langkah konkret oleh jajaran TNI/Polri.

''Butuh kerja sama dalam penanggulangan musibah kebakaran lahan dan hutan. Kita harus komitmen bersama untuk mewujudkan Kabupaten Bengkalis zero hot spot di masa mendatang,'' ungkap Ongah Ahmad.

Sementara Bupati Bengkalis terpilih, Amril Mukminin, mengatakan persoalan Karlahut menjadi perhatian serius bersama mulai dari lapisan grass root (akar rumput) hingga lapisan atas. Karena musibah kebakaran lahan, akan menimbulkan kerugian sangat besar, bagi daerah, nasional bahkan internasional.

Amril menyatakan setelah resmi menjabat Bupati Bengkalis, bahwa salah satu fokus kerja dalam jangka pendek ini, menyangkut upaya penanggulangan kebakaran. Dirinya minta agar SKPD terkait untuk lebih fokus dan terus berkoordinasi dengan pihak terkait, guna mewujudkan Bengkalis bebas karlahut.(ail)/GoRiau

Teks Photo : Rapat persiapan kehadiran Dubes Norwegia dan Menteri LHK di Wisma Daerah Sri Mahkota, pekan lalu.