Hanya peroalannya, masih ada sektor lain yang bisa dilakukan rasionalisasi ketimbang Inbup desa, salah satunya kegiatan Inbup yang ada di Kecamatan dengan anggaran Rp3 miliar.
''Mengapa tidak Inbup di kecamatan yang dirasionalisasi, lalu anggarannya diinfus ke desa. Wilayah pembangunan itu adanya di desa-desa bukan di Kecamatan, mengapa yang dirasionalisasi malah di desa,'' sesal Syahrial.
Terkait kegiatan lain yang masuk skala prioritas, seperti sektor Pendidikan dan Kesehatan. Fraksi Golkar kata Syahrial dua sektor ini tetap menjadi perhatian. Hanya saja, tidak ungkin berbagai persoalan yang ada di dua sektor tersebut bisa dituntaskan dalam satu tahun anggaran. Artinya, anggaran yang diplot untuk dua sektor itu juga harus disesuaikan.
''Ya, Fraksi Golkar sepakat dua sektor ini memang masuk skala prioritas, tapi kan tak mesti kita tuntaskan dalam satu tahun anggaran, mustahillah. Pengadaan alat kesehatan misalnya, kan bisa kita lakukan pada bulan Agustus nanti, saat pengajuan APBD Perubahan tahun 2016. Artinya, secara bertahaplah kita selesaikan persoalan yang ada, tidak mesti dalam satu tahun anggaran,'' sebutnya.
Sama seperti disampaikan Ikip, Syahrial bersama Fraksi Golkar dan teman dewan lainnya, aka sama-sama berjuang agar dana Inbup untuk masing-masing desa bisa kembali menjadi Rp 1 miliar.
''Akan kita perjuangkan dalam pembahasan APBD Perubahan 2016 pada bulan Agustus mendatang, ini komitmen kami,'' sebut politisi asal Rupat ini.(ail)/GoRiau