BENGKALIS - Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Bappeda menggelar Diksusi Kelompok Terpumpun (DKT) atau Forum Grup Diskusi (FGD) untuk mengevaluasi program dan kebijakan pembangunan masing-masing Perangkat Daerah (PD). DKT yang dimulai hari Kamis, 14 November 2019 akan melibatkan sebanyak 15 PD.
Hari pertama pelaksanaan DKT dimulai dari Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olaharga (Disparbudpora). Namun, DKT yang dibuka oleh Sekretaris Bappeda Bengkalis, Rinto ini terpaksa dijadwal ulang karena dari Disparbudpora hanya dihadiri oleh para Kepala Seksi (Kasi). Kasi yang hadir ini pun baru memegang jabatan di PD tersebut. Sehingga belum banyak mengetahui seluk beluk program yang telah dilaksanakan oleh Disparbudpora.
Pada pertemuan yang berlangsung di Ruang Zahari Lantai II tersebut, staf khusus Bupati Bengkalis yang hadir, Isa Selamat dan Suparjo hanya menyampaikan alasan mengapa Bupati menginginkan adanya evaluasi program dan kebijakan pembangunan.
Isa Selamat yang terlebih dulu diberi kesempatan menyampaikan bahwa beberapa waktu lalu telah dilakukan evaluasi terhadap seluruh PD Kabupaten Bengkalis oleh tim evaluasi. “Dari evaluasi yang dilakukan oleh tim kemarin, oleh para profesor tak perlulah saya sebut nilai setiap OPD. Yang pasti, pertemuan pada hari ini merupakan manifestasi dari hasil evaluasi kemarin. Ini penting karena banyak capaian pemahaman setiap OPD terhadap visi misi Pemerintah Daerah itu kalau saya katakan zero itu mungkin tidak, tapi kebanyakan kegiatan hanya copy paste dan tidak mengacu kepada visi misi Pemerintah Daerah,” ujar Isa Selamat.
Dikatakan, evaluasi terhadap program dan kebijakan pembangunan dilakukan untuk mengetahui bagaimana program tersebut dibuat dan dilaksanakan sejalan dengan visi misi Bupati Bengkalis melalui menjadi empat gerbang atau pusat kegiatan pembangunan, yaitu Gerbang Utama, Gerbang Laksamana, Gerbang Pertama dan Gerbang Pesisir.
Disparbudpora mengapa diundang karena program maupun kebijakan pembangunan yang dilaksanakan terkait dengan tiga dari empat gerbang tersebut. Gerbang Utama misalnya, di sana tertuang menjadikan pulau Bengkalis sebagai pusat pengembangan budaya melayu serumpun. Kemudian Gerbang Laksamana, terkait dengan wisata religius, dan Gerbang Pesisir berhubungan dengan pusat pariwisata unggulan.
“Ini baru berbicara soal budaya dan pariwisata, belum soal olah raga. Namun apa yang terjadi saat ini, saya melihat hal itu belum terlaksana dengan baik,” kata Isa Selamat.
Sebagai contoh, sambung Isa Selamat, wujud dari Gerbang Utama sebagai pusat pengembangan budaya melayu, dulu sudah diadakan meeting dengan Dinas Pariwisata tentang rencana membangun icon budaya melayu di setiap Kantor Dinas disesuaikan dengan karakterisitik dari Kantor Dinas. Bappeda misalnya icon gasing, PU iconnya tepak sirih dan lain-lain. “Disamping content atau isi dari jati diri melayu itu, perlu juga diwujudkan dalam bentuk fisik, dan ini seharusnya sudah terwujud sejak 2017 lalu,” kata Isa Selamat seraya mengatakan faktanya hal itu dilakukan.
Pertemuan dengan Disparpudpora disepakati untuk dijadwal ulang dan diharapkan kepada Disparpbudpora untuk menghadirkan kepala dinas atau minimal para kepala bidang. Disamping itu juga menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan.
Sementara itu, Sekretaris Bappeda Rinto mengatakan, dalam DKT ini nantinya akan ada 15 PD yang diundang, karena program dan kebijakan pembangunan PD tersebut terkait langsung dengan 4 gerbang.##DISKOMINFOTIK