22-March-2011
Bengkalis - Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Bengkalis akan memprogramkan sarjana masuk desa pada tahun 2011 ini. Program sarjana masuk desa itu nantinya akan melibatkan sarjana-sarjana yang ada di Kabupaten Bengkalis untuk mendampingi desa-desa dengan jumlah dua sarjana per desa.
"Sesuai dengan arahan Bupati H.Herliyan Saleh, kita akan tetapkan setiap desa akan didampingi oleh dua orang sarjana. Mereka inilah yang nantinya akan memberikan pendampingan dalam pelaksanaan program-program pembangunan di desa," ujar Kepala BPMPD Bengkalis, H Jonisyafrizal kepada wartawan belum lama ini.
Dikatakan, beberapa program pembangunan yang ada di desa antara lain program Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED SP) dan ADD. Untuk program UED SP ada yang berasal dari propinsi dan ada juga yang berasal dari kabupaten. "yang berasal dari provinsi hanya dua desa, sementara yang beradal dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis, itu semua desa dengan jumlah alokasi sebesar Rp1 miliar per desa," kata H Jonisyafrizal.
Terhadap program-program yang dilaksanakan di tingkat desa tersebut, sambung H Jonisyafrizal, sarjana masuk desa memberikan andil yang cukup besar dalam melakukan pendampingan. Secara teoritis, sarjana memiliki wawasan dan pola pikir yang lebih maju. Dengan demikian, selama menjadi pendamping, mereka bisa memberikan masukan dan sumbang saran, serta ide-ide cemerlang untuk kemajuan desa.
"Mereka juga bisa menjadi tempat bertanya terhadap persoalan-persoalan yang ditemukan di desa, dan membantu mencarikan solusi terhadap persoalan di desa," kata H Jonisyafrizal.
Untuk itu, saat proses perekrutan nantinya, ujarnya, akan dilakukan secara selektif. Dalam arti kata, sarjana yang bakal jadi penamping nantinya benar-benar memiliki kemampuan beradaptasi dengan masyarakat, memahami sosial budaya masyarakat di Kabupaten Bengkalis secara umum dan tentunya memiliki track record yang bagus.
"Teknis pemilihannya belum kita tentukan, tentu ada proses nya nanti. Namun, mereka yang akan kita rekrut nantinya memang mereka yang benar-benar mampu menjadi pendamping dan bisa diterima oleh masyarakat. Belum tentu sarjana yang ada di desa itu diterima oleh masyarakatnya. Jadi akan ada evaluasi dalam proses penerimaaan sarjana masuk desa," ungkapnya.
Disamping melakukan pendampingan terhadap program-program UED SP dan ADD, H Jonisyafrizal mengatakan, tidak tertutup kemungkinan mereka ini juga membantu Pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam melakukan pengawasan terhadap proyek-proyek pembangunan yang ada di desa. "Tentunya mereka tetap bekerja sama dengan aparatur pemerintahan desa, karena tujuannya kan bagaimana program-program pembangunan yang ada di desa berjalan dengan baik dan hasilnya bisa dinikmati oleh masyarakat," ungkap H Jonisyafrizal. (zul)
Bengkalis - Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Bengkalis akan memprogramkan sarjana masuk desa pada tahun 2011 ini. Program sarjana masuk desa itu nantinya akan melibatkan sarjana-sarjana yang ada di Kabupaten Bengkalis untuk mendampingi desa-desa dengan jumlah dua sarjana per desa.
"Sesuai dengan arahan Bupati H.Herliyan Saleh, kita akan tetapkan setiap desa akan didampingi oleh dua orang sarjana. Mereka inilah yang nantinya akan memberikan pendampingan dalam pelaksanaan program-program pembangunan di desa," ujar Kepala BPMPD Bengkalis, H Jonisyafrizal kepada wartawan belum lama ini.
Dikatakan, beberapa program pembangunan yang ada di desa antara lain program Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED SP) dan ADD. Untuk program UED SP ada yang berasal dari propinsi dan ada juga yang berasal dari kabupaten. "yang berasal dari provinsi hanya dua desa, sementara yang beradal dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis, itu semua desa dengan jumlah alokasi sebesar Rp1 miliar per desa," kata H Jonisyafrizal.
Terhadap program-program yang dilaksanakan di tingkat desa tersebut, sambung H Jonisyafrizal, sarjana masuk desa memberikan andil yang cukup besar dalam melakukan pendampingan. Secara teoritis, sarjana memiliki wawasan dan pola pikir yang lebih maju. Dengan demikian, selama menjadi pendamping, mereka bisa memberikan masukan dan sumbang saran, serta ide-ide cemerlang untuk kemajuan desa.
"Mereka juga bisa menjadi tempat bertanya terhadap persoalan-persoalan yang ditemukan di desa, dan membantu mencarikan solusi terhadap persoalan di desa," kata H Jonisyafrizal.
Untuk itu, saat proses perekrutan nantinya, ujarnya, akan dilakukan secara selektif. Dalam arti kata, sarjana yang bakal jadi penamping nantinya benar-benar memiliki kemampuan beradaptasi dengan masyarakat, memahami sosial budaya masyarakat di Kabupaten Bengkalis secara umum dan tentunya memiliki track record yang bagus.
"Teknis pemilihannya belum kita tentukan, tentu ada proses nya nanti. Namun, mereka yang akan kita rekrut nantinya memang mereka yang benar-benar mampu menjadi pendamping dan bisa diterima oleh masyarakat. Belum tentu sarjana yang ada di desa itu diterima oleh masyarakatnya. Jadi akan ada evaluasi dalam proses penerimaaan sarjana masuk desa," ungkapnya.
Disamping melakukan pendampingan terhadap program-program UED SP dan ADD, H Jonisyafrizal mengatakan, tidak tertutup kemungkinan mereka ini juga membantu Pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam melakukan pengawasan terhadap proyek-proyek pembangunan yang ada di desa. "Tentunya mereka tetap bekerja sama dengan aparatur pemerintahan desa, karena tujuannya kan bagaimana program-program pembangunan yang ada di desa berjalan dengan baik dan hasilnya bisa dinikmati oleh masyarakat," ungkap H Jonisyafrizal. (zul)