BENGKALIS - Bupati Bengkalis Herliyan Saleh mengajak seluruh warga terus mempertahankan nilai-nilai luhur gotong royong. Karena melalui, tradisi gotong royong ini, mampu menyelesaikan persoalan dan hambatan yang ada.
“Tradisi gotong royong ini, perlu dipertahankan dan dilestarikan. Mengingat di sejumlah daerah, tradisi ini perlahan-lahan mulai diabaikan di tengah-tengah masyarakat. Saya yakin masyarakat Desa Mentayan, hingga saat ini masih menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong,” ujar Herliyan Saleh dikutip dari release Humas Setda Bengkalis saat menghadiri acara tabligh akbar dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Maqomumahmud, Desa Mentayan, Kecamatan Bantan, Selasa (20/1/15).
Maulid Nabi Muhammad menghadirkan pengasuh pondok pesantren dari Semarang, K.H. Fatuhrachman, sejumlah Kepala SKPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Bengkalis, Camat Bantan, Kepala Desa Bantan, sejumlah tokoh masyarakat.
Diungkapkan Herliyan, salah satu pesan yang dibawa oleh Nabi Muhammad untuk membangun suatu negeri, menjunjung tinggi semangat gotong royong antar umat. Kemudian memelihara persatuan dan kesatuan, serta memperat hubungan tali silaturahmi.
“berat sama dipikul, ringan sama di-jinjing, itu pepatah yang harus dipegang oleh masyarakat, sehingga mampu membangun sebuah pondasi pembangunan desa. Terlebih, mayoritas masyarakat Desa Mentayan merupakan keturunan suku Jawa, yang hingga kini masih mempertahankan budaya gorong royong, seperti sambatan dan rewan,” ungkap Herliyan.
Menurut Herliyan, menang tak dipungkiri, pada sebagian daerah, tradisi gotong royong di masyarakat mulai memudar. Sebagai contoh untuk membersihkan jalan maupun parit di depan rumahnya, harus menunggu perintah dari atas, cenderung menunggu proyek atau wani piro, lek ora ono duit, ora kerjo. “Tentu hal ini, harus kita hindarkan di masyarakat. Karena dengan gotong royong, kita pasti mampu mengatasi segala persoalan yang ada,” katanya lagi.
Lebih lanjut, Herliyan mengatakan, Desa Mentayan merupakan desa yang baru dimekarkan. Jika ibaratkan darah baru setampuk pinang, umur baru setahun jagung, berarti masih ada kekurangan di sana-sini dan butuh pembenahan. Untuk itu, bupati mengajak, seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kekompakan dan persatuan, bergandeng tangan untuk membenahi dan membangun Desa Mentayan, agar kedepan menjadi lebih maju.
Sesuai program Pemkab Bengkalis, setiap desa akan memperoleh alokasi dana, berupa alokasi dana desa, program ued-sp dan intruksi bupati program penguatan infrastruktur pedesaan (Inbup PPIP). Berarti, pada tahun ini Desa Mentayan mendapat alokasi dana sekitar Rp 2 miliar lebih. Dari dana tersebut, kedepan masyarakat bisa memanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur, penguatan kelembagaan dan pemberdayaan desa.***(dik)/RiauTerkini
“Tradisi gotong royong ini, perlu dipertahankan dan dilestarikan. Mengingat di sejumlah daerah, tradisi ini perlahan-lahan mulai diabaikan di tengah-tengah masyarakat. Saya yakin masyarakat Desa Mentayan, hingga saat ini masih menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong,” ujar Herliyan Saleh dikutip dari release Humas Setda Bengkalis saat menghadiri acara tabligh akbar dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Maqomumahmud, Desa Mentayan, Kecamatan Bantan, Selasa (20/1/15).
Maulid Nabi Muhammad menghadirkan pengasuh pondok pesantren dari Semarang, K.H. Fatuhrachman, sejumlah Kepala SKPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Bengkalis, Camat Bantan, Kepala Desa Bantan, sejumlah tokoh masyarakat.
Diungkapkan Herliyan, salah satu pesan yang dibawa oleh Nabi Muhammad untuk membangun suatu negeri, menjunjung tinggi semangat gotong royong antar umat. Kemudian memelihara persatuan dan kesatuan, serta memperat hubungan tali silaturahmi.
“berat sama dipikul, ringan sama di-jinjing, itu pepatah yang harus dipegang oleh masyarakat, sehingga mampu membangun sebuah pondasi pembangunan desa. Terlebih, mayoritas masyarakat Desa Mentayan merupakan keturunan suku Jawa, yang hingga kini masih mempertahankan budaya gorong royong, seperti sambatan dan rewan,” ungkap Herliyan.
Menurut Herliyan, menang tak dipungkiri, pada sebagian daerah, tradisi gotong royong di masyarakat mulai memudar. Sebagai contoh untuk membersihkan jalan maupun parit di depan rumahnya, harus menunggu perintah dari atas, cenderung menunggu proyek atau wani piro, lek ora ono duit, ora kerjo. “Tentu hal ini, harus kita hindarkan di masyarakat. Karena dengan gotong royong, kita pasti mampu mengatasi segala persoalan yang ada,” katanya lagi.
Lebih lanjut, Herliyan mengatakan, Desa Mentayan merupakan desa yang baru dimekarkan. Jika ibaratkan darah baru setampuk pinang, umur baru setahun jagung, berarti masih ada kekurangan di sana-sini dan butuh pembenahan. Untuk itu, bupati mengajak, seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kekompakan dan persatuan, bergandeng tangan untuk membenahi dan membangun Desa Mentayan, agar kedepan menjadi lebih maju.
Sesuai program Pemkab Bengkalis, setiap desa akan memperoleh alokasi dana, berupa alokasi dana desa, program ued-sp dan intruksi bupati program penguatan infrastruktur pedesaan (Inbup PPIP). Berarti, pada tahun ini Desa Mentayan mendapat alokasi dana sekitar Rp 2 miliar lebih. Dari dana tersebut, kedepan masyarakat bisa memanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur, penguatan kelembagaan dan pemberdayaan desa.***(dik)/RiauTerkini