BENGKALIS – Bupati Bengkalis Amril Mukminin secara resmi membuka festival lomba lampu colok tingkat Kabupaten Bengkalis, Jum’at malam 31 Mei 2019, bertempat di Desa Pangkalan Batang Kecamatan Bengkalis.
Pembukaan festival tersebut dimulai pukul 20.30 WIB usai selasai sholat sunat tarawih dan witir berjemaah.
Persesmian tersebut ditandai dengan menghidupkan lampu colok oleh Bupati Bengkalis didampingi Kapolres Bengkalis AKBP Yusup Rahmanto, Sekretaris Daerah Bengkalis H. Bustami HY, Ketua umum MKA LAM Riau Kabupaten Bengkalis Datuk Seri Zainuddin Yusuf.
Dalam sambutan Bupati Bengkalis mengatakan, atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Bengkalis, memberikan apresiasi serta menyambut baik dengan diselenggarakannya festival lampu colok tingkat Kabupaten Bengkalis ini. Serta memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang senantiasa berkomitmen tinggi untuk melestarikan kearifan lokal festival lampu colok yang dilaksanakan setiap tahun ini.
“Pelaksanaan dan pelestarian budaya tradisional seperti ini penting untuk kita laksanakan, selain sebagai budaya warisan kehidupan masyarakat melayu Kabupaten Bengkalis, juga dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk syiar islam,†ujar Amril
Sambungnya, Banyak hikmah maupun tunjuk ajar kehidupan yang dapat dipetik dari penyelenggaraan festival lampu colok ini, diantaranya dapat menumbuhkan serta mempererat semangat persaudaraan, kekompakan, kepedulian, serta gotong royong di kalangan masyarakat, yang akhir-akhir ini memang kian tergerus sebagai dampak globalisasi dan modernisasi.
“Kami mengajak kita semua yang hadir saat ini, tokoh LAMR, tokoh masyarakat dan tokoh seni dan budaya, mari kita hidupkan tradisi yang sudah berlangsung sejak zaman berzaman, dari generasi ke generasi, karena kearifan lokal ini memiliki kekhasan tersendiri serta keunikan yang membuat warga Kabupaten Bengkalis di perantauan rindu untuk pulang ke kampung halaman, serta dapat menarik kunjungan wisatawan,†ajak Bupati.
Amril juga mengiingatkan, kegiatan ini jangan sampai mengurangi aktivitas ibadah di bulan suci ramadhan. Artinya, festival ini dapat berlangsung dengan meriah, namun jangan sampai membuat masjid dan mushalla menjadi kosong. Jangan membuat aktivitas ibadah terlalaikan, apa lagi saat ini sudah berada di malam-malam terakhir ramadhan, yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.