09-February-2009
Bengkalis – Penyakit rabies atau anjing gila, hingga kini belum ada obat maupun cara pengobatannya. Cara yang paling efektif untuk memberantas penyakit yang berakibat fatal bagi manusia yang disebabkan virus yang ditularkan hewan seperti anjing, kucing da kera ini, adalah dengan memusnahkan (mengeliminasi) hewan penularnya.
Untuk itu, Bupati Bengkalis H Syamsurizal menginstruksikan Dinas Pertanian dan Peternakan agar upaya eliminasi atau depopulasi yang telah dilakukan sebelum ini, semakin diintensifkan. Begitu pula kegiatan vaksinasi dan sosialisasi tentang bahaya rabies kepada masyarakat.
Instruksi serupa juga disampaikan untuk seluruh camat di daerah ini. “Karena yang paling sering menjadi sumber penularan rabies adalah anjing, maka seluruh anjing liar di daerah ini harus eliminasi. Apapun caranya, mesti dieliminasi. Jangan sampai ada satupun yang tertinggal”, tegas Syamsurizal.
Kepada masyarakat, bupati minta agar dapat mendukung dan membantu upaya-upaya eliminasi tersebut. Bukan sebaliknya, justru menghalang-halangi upaya eliminasi tersebut. Karena, nyawa manusia jauh lebih berharga dari seekor anjing.
“Berdasarkan laporan petugas eliminasi, karena sayangnya terhadap hewan peliharaannya itu, masih ada masyarakat yang menghalang-halangi upaya tersebut”, sesal Syamsurizal.
Kepada warga yang memelihara anjing, bupati mengingatkan, untuk segera memberinya vaksin. Vaksin tersebut diberikan secara gratis oleh Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak).
Kemudian, katanya, meskipun peliharaan, anjing yang terkena virus rabies juga bisa menyerang pemiliknya. Apalagi anjing tersebut selama ini tidak pernah dilepas. “Karena itu segera beri vaksinasi”, katanya.
Sementara itu Kapolres Bengkalis diwakili Kasat Samapta AKP Agus Sibarani menegaskan, sepenuhnya akan mendukung upaya eliminasi anjing ini. “Seluruh jajaran Polres Bengkalis siap membantu dan turun langsung ke lapangan”, kata Sibarani.
Hal serupa disampaikan Danramil Bengkalis SL Haharap. “Seluruh jajaran TNI AD siap ambil bagian secara aktif untuk kegiatan eliminasi anjing di Kecamatan Bantan dan Bengkalis”, tegas Haharap.
Penegasan Sibarani dan Harahap itu disampaikan ketika rapat evaluasi dan pembentukan tim eleminasi. Pembentukan tim untuk lebih mengintensifkan kegiatan eliminasi tersebut dilaksanakan di ruang rapat lantai II Kantor Bupati Bengkalis dan dipimpin Asisten III H Arianto.
Dukungan serupa juga disampaikan dua tokoh masyarakat Bengkalis keturunan Tionghoa, Khairil Kenedy dan Ruby Handoko (Akok). “Kami siap mendukung pemberantasan rabies ini. Hasil rapat ini akan segera kami sosialisasikan”, janji Akok.
Sementara itu, Kepala Distanak Bengkalis, Herliawan, mengatakan, hingga Senin kemarin, jumlah anjing liar yang berhasil dieliminasi, sebanyak 74 ekor. Di kecamatan Bengkalis 65 ekor dan dan sisianya Bantan 9 ekor.
Dikatakan Herliawan, saat ini tim kesulitan melakukan eliminasi. Pasalnya, sejak mulai dilakukan beberapa hari lalu, saat ini hampir tidak ada lagi anjing yang berkeliaran. Padahal, sebelum ada eliminasi, jumlahnya cukup banyak.
Herliawan menduga, saat ini anjing-anjing tersebut dikurung pemiliknya. Karena itu, katanya, setelah tidak ada lagi anjing yang akan dielimasi, pihaknya bersama tim terpadu dalam waktu dekat akan mendatangi rumah-rumah penduduk untuk memberikan vaksin.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan mengatakan, saat ini di Bengkalis dan Bantan telah terjadi 26 kasus gigitan. Dua orang diantaranya meninggal dunia. Yaitu Yudi Maulana (5). Warga Kelurahan Damun Kecamatan Bengkalis ini meninggal 30 Januari lalu.
Sedangkan korban meninggal dunia yang kedua adalah Aidil Maulana Putra (3). Seperti Yudi, Aidil yang digigit anjing 28 November 2008 lalu, meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bengkalis. Warga Gang Bonjol Jln Bengkalis Kelurahan Rimba Sekampung Kecamatan Bengkalis ini, meninggal dunia Senin (9/2) sekitar pukul 05.00 Wib.
“Sebelum meninggal dunia, Aidil mengigit tangan ibunya bernama Rosilawati (38). Untuk mencegah penjalaran rabies di tubuhnya, petugas kesehatan langsung memberikan vaksin dan sirum”, kata Abdul Muthalib Rambe, Direktur RSUD Bengkalis seraya menjelaskan bahwa saat ini pasien yang gigit anjing yang dirawat di RSUD ada 20 orang.