Bengkalis – Senin, (12/1) mendatang, R Matras Supomo, secara resmi mengakhiri masa tugasnya di Pengadilan Negeri Kelas II A Bengkalis. Selanjutnya, atas prestasi yang diraihnya selama mengabdi di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan, Matras dipromosikan atasannya ke Provinsi Jawa Barat. Menduduki jabatan sebagai Ketua Pengadilan Negeri Kelas I A Bandung, yang ‘kelasnya’ setingkat lebih tinggi dari PN Bengkalis.
Kamis malam (8/1) lalu, secara resmi, kepindahan Matras ke Bumi Sangkuriang itu, dilepas Bupati H Syamsurizal. Acara malam pengantar tugas yang dilaksanakan di kediaman resmi bupati, Wisma Daerah Sri Mahkota itu, berlangsung hikmat dan penuh kekeluargaan. Rasa haru dan kehilangan benar-benar terpancar selama acara yang berlangsung hingga menjelang tengah malam itu.
Berbagai tembang bernada riang yang dinyanyikan dalam kesempatan itu, tak mampu menghapus rasa haru dan kehilangan tersebut. Rasa itu terasa kian memuncak saat Syamsurizal dan Matras sama-sama memberikan kata-kata perpisahan.
”Banyak kenangan indah bersama Pak Matras, selama beliau bertugas di daerah ini. Meskipun hanya tiga tahun, beliau benar-benar telah menjadi orang Bengkalis. Mudah-mudahan suatu saat nanti, saya menerima undangan yang isinya putra beliau menikah dengan orang Bengkalis,” kata Syamsurizal.
Dikatakan Syamsurizal, komitmen Matras untuk berkontribusi dan mendukung kebijakan Pemkab Bengkalis mempercepat keberhasilan pembangunan di daerah ini, tak perlu diragukan. Sangat tinggi.
“Sesibuk apapun, beliau selalu berupaya menghadiri dan memberikan dukungan agar apapun kegiatan yang dilaksanakan Pemkab Bengkalis sukses. Meskipun kegiatan itu dilaksanakan saat tengah malam atau jauh di ujung pulau,” katanya.
Untuk itu, Syamsurizal berharap, hubungan kekerabatan yang telah terbina baik selama ini, tidak terputus lantaran kepindahan ke tempat tugas yang baru. Dan, baik atas nama pribadi, keluarga, jajaran pemerintah dan masyarakat Kabupaten Bengkalis, kami do’akan semoga karir Pak Matras di Bandung semakin cemerlang.
“Semoga kepindahan Pak Matras ke Bandung ini, menjadi tangga untuk karir yang lebih tinggi lagi. Kami mendo’akan suatu saat nanti beliau menjadi Hakim Agung,” Syamsurizal, mengakhiri sambutannya.
Rasa haru dan kehilangan juga dirasakan Matras. Bukan hanya dari raut wajah, dari untaian kalimat perpisahan yang disampaikannya, tersirat betul bahwa sebenarnya dia juga belum mau meninggalkan Bengkalis.
“Kepindahan saya dan keluarga ke Bandung, bukan karena apa-apa. Tapi semata-mata demi karir saya. Apalagi selama tiga tahun lebih beberapa hari saya bertugas di sini, hampir tidak ada dukanya” jelas Matras didamping isteri tercinta, Ny Eral Harini Matras, dengan nada berat.
Matras pun berbagi cerita. Berkat dukungan jajaran Pemkab dan masyarakat Bengkalis, selama bertugas di daerah ini, sebanyak 1.112 kasus pidana yang ditanganinya sebagai Ketua PN Bengkalis, dapat diselesaikan dengan baik. Tak ada hambatan. Termasuk administrasi pendukungnya.
”Bagi jajaran Pemkab Bengkalis yang membutuhkan salinan putusan, semua sudah ada. Alhamdulillah, seluruh administrasinya ke-1.112 kasus itu telah terselesaikan dengan baik,” katanya.
Salah satu dukungan jajaran Pemkab Bengkalis yang berkesan bagi Matras, adalah upaya untuk menghadirkan saksi dalam sebuah persidangan. Semula saksi itu, katanya, meskipun telah berulang kali dipanggil, tetap tidak mau datang ke PN Bengkalis.
”Namun berkat bantuan dan pendekatan sang kepala desa, akhirnya saksi itu bersedia datang untuk memberikan kesaksian,” ungkap Matras, tanpa menyebut kepala desa mana dan dalam kasus apa.
Meskipun begitu, secara jujur Matras mengakui, masih ada yang mengganjal hatinya terkait dengan kepindahannya ke Bandung ini. ”Kepindahan saya ini masih meninggalkan hutang. Khususnya kepada Bupati Bengkalis,” aku Matras.
Hutang itu memang bukan barang atau uang. Tapi permintaan Bupati Bengkalis agar wilayah hukum kecamatan Mandau dan Pinggir yang selama ini masuk wilayah hukum PN Dumai, dapat masuk wilayah PN Bengkalis. Maksudnya, seluruh kasus hukum yang terjadi di dua kecamatan itu, disidangkan di PN Bengkalis, bukan di PN Dumai.
”Selaku pimpinan bersama seluruh staf PN Bengkalis, kami sudah berupaya maksimal memperjuangkannya. Akan tetapi pimpinan kami (Mahkamah Agung, red), belum dapat menyetujuinya. Mudah-mudahan, harapan Bupati Bengkalis itu dapat diwujudkan pengganti saya,” kata Matras.
Pada kesempatan itu, Matras tidak lupa menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Bengkalis, jika seandainya selama bertugas di daerah ini, terdapat kesalahan. Baik itu disengaja atau pun tidak.
”Sebagai manusia biasa, saya dan keluarga tentu tidak luput dari khilaf dan salah. Untuk itu kami mohon maaf yang tulus. Insya Allah, Senin siang (12/1) kami sekeluarga berangkat ke tempat tugas yang baru. Mohon do’anya agar selamat di tempat tujuan. Apabila ada saudara kita dari Bengkalis ke Bandung, jangan lupa dan sempatkan diri untuk bersilaturahim dengan kami sekeluarga,” pintanya.
Usai menyampaikan kata perpisahan, Matras dan isteri tidak langsung kembali ke tempat duduk. Mereka berdua mendapat ucapan perpisahan dari undangan yang hadir yang diawali Syamsurizal dan isteri Ny Hj Fauziah Siregar Syamsurizal.
Kemudian, Ketua DPRD H Riza Pahlefi dan isteri, Ny Hera Triwahyuni Riza. Sekretaris Daerah H Sulaiman Zakaria dan isteri, Ny Hj Darmiwati Sulaiman. Kemudian Asisten I H Burhanuddin, Asisten II H Mukhlis dan Asisten III H Arianto. Seluruh kepala dinas, badan dan bagian di lingkungan Sekretariat Daerah, hampir seluruhnya memberikan ucapan selamat.
Usai acara hiburan, Matras dan istri berpamitan. Namun, sebelum meninggalkan ruang tengah Wisma Daerah tempat acara pengantar tugas di gelar, keduanya kembali diminta berdiri. Bupati dan isteri deserta seluruh undangan yang hadar, kembali memberikan ucapan selamat jalan.
“Selamat Jalan Pak Matras. Semoga sukses di tempat tugas yang baru. Jangan lupakan kami di Bengkalis,” ucap mereka sambil menyalami. Bahkan hampir semua undangan yan hadir saling berpelukan. Mereka benar-benar merasa kehilangan sosok yang ramah, murah senyum dan pandai bergaul itu.
Kamis malam (8/1) lalu, secara resmi, kepindahan Matras ke Bumi Sangkuriang itu, dilepas Bupati H Syamsurizal. Acara malam pengantar tugas yang dilaksanakan di kediaman resmi bupati, Wisma Daerah Sri Mahkota itu, berlangsung hikmat dan penuh kekeluargaan. Rasa haru dan kehilangan benar-benar terpancar selama acara yang berlangsung hingga menjelang tengah malam itu.
Berbagai tembang bernada riang yang dinyanyikan dalam kesempatan itu, tak mampu menghapus rasa haru dan kehilangan tersebut. Rasa itu terasa kian memuncak saat Syamsurizal dan Matras sama-sama memberikan kata-kata perpisahan.
”Banyak kenangan indah bersama Pak Matras, selama beliau bertugas di daerah ini. Meskipun hanya tiga tahun, beliau benar-benar telah menjadi orang Bengkalis. Mudah-mudahan suatu saat nanti, saya menerima undangan yang isinya putra beliau menikah dengan orang Bengkalis,” kata Syamsurizal.
Dikatakan Syamsurizal, komitmen Matras untuk berkontribusi dan mendukung kebijakan Pemkab Bengkalis mempercepat keberhasilan pembangunan di daerah ini, tak perlu diragukan. Sangat tinggi.
“Sesibuk apapun, beliau selalu berupaya menghadiri dan memberikan dukungan agar apapun kegiatan yang dilaksanakan Pemkab Bengkalis sukses. Meskipun kegiatan itu dilaksanakan saat tengah malam atau jauh di ujung pulau,” katanya.
Untuk itu, Syamsurizal berharap, hubungan kekerabatan yang telah terbina baik selama ini, tidak terputus lantaran kepindahan ke tempat tugas yang baru. Dan, baik atas nama pribadi, keluarga, jajaran pemerintah dan masyarakat Kabupaten Bengkalis, kami do’akan semoga karir Pak Matras di Bandung semakin cemerlang.
“Semoga kepindahan Pak Matras ke Bandung ini, menjadi tangga untuk karir yang lebih tinggi lagi. Kami mendo’akan suatu saat nanti beliau menjadi Hakim Agung,” Syamsurizal, mengakhiri sambutannya.
Rasa haru dan kehilangan juga dirasakan Matras. Bukan hanya dari raut wajah, dari untaian kalimat perpisahan yang disampaikannya, tersirat betul bahwa sebenarnya dia juga belum mau meninggalkan Bengkalis.
“Kepindahan saya dan keluarga ke Bandung, bukan karena apa-apa. Tapi semata-mata demi karir saya. Apalagi selama tiga tahun lebih beberapa hari saya bertugas di sini, hampir tidak ada dukanya” jelas Matras didamping isteri tercinta, Ny Eral Harini Matras, dengan nada berat.
Matras pun berbagi cerita. Berkat dukungan jajaran Pemkab dan masyarakat Bengkalis, selama bertugas di daerah ini, sebanyak 1.112 kasus pidana yang ditanganinya sebagai Ketua PN Bengkalis, dapat diselesaikan dengan baik. Tak ada hambatan. Termasuk administrasi pendukungnya.
”Bagi jajaran Pemkab Bengkalis yang membutuhkan salinan putusan, semua sudah ada. Alhamdulillah, seluruh administrasinya ke-1.112 kasus itu telah terselesaikan dengan baik,” katanya.
Salah satu dukungan jajaran Pemkab Bengkalis yang berkesan bagi Matras, adalah upaya untuk menghadirkan saksi dalam sebuah persidangan. Semula saksi itu, katanya, meskipun telah berulang kali dipanggil, tetap tidak mau datang ke PN Bengkalis.
”Namun berkat bantuan dan pendekatan sang kepala desa, akhirnya saksi itu bersedia datang untuk memberikan kesaksian,” ungkap Matras, tanpa menyebut kepala desa mana dan dalam kasus apa.
Meskipun begitu, secara jujur Matras mengakui, masih ada yang mengganjal hatinya terkait dengan kepindahannya ke Bandung ini. ”Kepindahan saya ini masih meninggalkan hutang. Khususnya kepada Bupati Bengkalis,” aku Matras.
Hutang itu memang bukan barang atau uang. Tapi permintaan Bupati Bengkalis agar wilayah hukum kecamatan Mandau dan Pinggir yang selama ini masuk wilayah hukum PN Dumai, dapat masuk wilayah PN Bengkalis. Maksudnya, seluruh kasus hukum yang terjadi di dua kecamatan itu, disidangkan di PN Bengkalis, bukan di PN Dumai.
”Selaku pimpinan bersama seluruh staf PN Bengkalis, kami sudah berupaya maksimal memperjuangkannya. Akan tetapi pimpinan kami (Mahkamah Agung, red), belum dapat menyetujuinya. Mudah-mudahan, harapan Bupati Bengkalis itu dapat diwujudkan pengganti saya,” kata Matras.
Pada kesempatan itu, Matras tidak lupa menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Bengkalis, jika seandainya selama bertugas di daerah ini, terdapat kesalahan. Baik itu disengaja atau pun tidak.
”Sebagai manusia biasa, saya dan keluarga tentu tidak luput dari khilaf dan salah. Untuk itu kami mohon maaf yang tulus. Insya Allah, Senin siang (12/1) kami sekeluarga berangkat ke tempat tugas yang baru. Mohon do’anya agar selamat di tempat tujuan. Apabila ada saudara kita dari Bengkalis ke Bandung, jangan lupa dan sempatkan diri untuk bersilaturahim dengan kami sekeluarga,” pintanya.
Usai menyampaikan kata perpisahan, Matras dan isteri tidak langsung kembali ke tempat duduk. Mereka berdua mendapat ucapan perpisahan dari undangan yang hadir yang diawali Syamsurizal dan isteri Ny Hj Fauziah Siregar Syamsurizal.
Kemudian, Ketua DPRD H Riza Pahlefi dan isteri, Ny Hera Triwahyuni Riza. Sekretaris Daerah H Sulaiman Zakaria dan isteri, Ny Hj Darmiwati Sulaiman. Kemudian Asisten I H Burhanuddin, Asisten II H Mukhlis dan Asisten III H Arianto. Seluruh kepala dinas, badan dan bagian di lingkungan Sekretariat Daerah, hampir seluruhnya memberikan ucapan selamat.
Usai acara hiburan, Matras dan istri berpamitan. Namun, sebelum meninggalkan ruang tengah Wisma Daerah tempat acara pengantar tugas di gelar, keduanya kembali diminta berdiri. Bupati dan isteri deserta seluruh undangan yang hadar, kembali memberikan ucapan selamat jalan.
“Selamat Jalan Pak Matras. Semoga sukses di tempat tugas yang baru. Jangan lupakan kami di Bengkalis,” ucap mereka sambil menyalami. Bahkan hampir semua undangan yan hadir saling berpelukan. Mereka benar-benar merasa kehilangan sosok yang ramah, murah senyum dan pandai bergaul itu.