23-December-2009
BENGKALIS -- Dalam rangka melestarikan dan menjadikannya sebagai ikon khazanah budaya Melayu, Dewan Kesenian Bengkalis (DKB), kembali menggelar lomba Zapin. Lomba yang diberi tajuk Semarak Zapin 2009 itu, Senin malam (21/12) lalu, dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bengkalis, H Umran.
Pada acara pembukaan yang berlangsung meriah tersebut, Umran mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bengkalis memberikan apresiasi yang tinggi serta akan selalu memberikan dukungan atas upaya yang dilakukan DKB tersebut.
Apalagi, katanya, Bengkalis selama ini memang dikenal sebagai salah satu pusat perkembangan Tari Zapin di rantau ini. 'Kita berharap upaya-upaya ini terus dilakukan di masa-masa mendatang. Bukan hanya oleh DKB saja, tetapi juga oleh seluruh lapisan masyarakat di daerah ini,' harap Umran.
Sementara itu, Ketua DKB yang juga Ketua Semarak Zapin 2009, H Riza Pahlefi mengatakan, helat yang untuk pertama kali dilaksanakan 2005 itu, dibagi dalam beberapa kegiatan. Seperti lomba tari, lagu, cipta lagu dan sembang Zapin.
Pada bagian lain, Riza mengatakan, selain para penggiat zapin dari Provinsi Riau, Semarak Zapin 2009 ini juga diikuti peserta dari provinsi tetangga, seperti dari Sumatera Barat dan Sumatera Utara. 'Termasuk dari Negeri Jiran Malaysia,' kata Riza seraya berujar, kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 21-22 Desember 2009.
Adapun penggiat Zapin yang mengikuti kegiatan itu adalah, PLT Laksemana (Pekanbaru), Sanggar Tasik (Bengkalis), Sanggar Panglima (Pelalawan), Sri Melayu (Pekanbaru), Atan Lasak (Pekanbaru) dan AKMR (Pekanbaru).
'Sedangkan dari luar Riau diantaranya Nusindo (Deli Serdang), PB MABMI (Medan), PLT Awang Sembang (Karimun), Sanggar Keledang (Tanjung Pinang), GEE III Ansambel (Padang Panjang) dan Suhaimi Magi Cs (Kuala Lumpur),' katanya seraya mengatakan helat tersebut juga dimeriahkan penyanyi jemputan, Hairia Yusof dari Singapura.
Riza juga menjelaskan, khusus bagi masyarakat Bengkalis, Zapin merupakan tarian yang sudah menyusup dalam sendi-sendi kehidupan dan benar-benar sudah menjadi jati diri. Menjadi bagian dari nilai-nilai kehidupan mereka.
Tanpa bermaksud memposisikan diri sebagai negeri asal muasalnya, imbuhnya, Zapin benar-benar hidup dan berkembang semarak hingga ke ceruk-ceruk negeri di daerah ini.
Karena itu pula, melalui Sambang Zapin (semacam diskusi panel, red) yang diselenggarakan dalam kegiatan Semarak Zapin 2009 ini, didiskusikan bagaimana agar ke depan Zapin benar-benar dapat menjadi ikon budaya Melayu.
Dikatakan Riza, adapun pembicara dalam Sembang Zapin yang dilaksanakan di aula Hotel Pantai Marina Bengkalis, Selasa (22/12) tersebut, adalah Prof Dr Mahdi Bahar SKar MHum, (STSI Padang Panjang) dengan makalah Dinamika Kehidupan Kontemporer Zapin Sebagai Puncak Peradaban Seni Islam Nusantara dan Suhaimi Magi (Kuala Lumpur) serta Taufik Ikram Jamil, Pekanbaru.
Sementara itu, dihubungi secara terima, Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis, H Sulaiman Zakaria, menyambut baik upaya yang digagas DKB untuk menjadikan Zapin sebagai ikon budaya Melayu.
'Untuk mendukung hal itu, kita akan berupaya agar Zapin ini dapat menjadi mata pelajaran sejak tingkat sekolah dasar. Menjadi muatan lokal. Sehingga, kedepan sejak dini anak-anak di daerah ini bukan hanya mengenal, tetapi juga mencintai Zapin,' kata Sulaiman. (auf)
BENGKALIS -- Dalam rangka melestarikan dan menjadikannya sebagai ikon khazanah budaya Melayu, Dewan Kesenian Bengkalis (DKB), kembali menggelar lomba Zapin. Lomba yang diberi tajuk Semarak Zapin 2009 itu, Senin malam (21/12) lalu, dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bengkalis, H Umran.
Pada acara pembukaan yang berlangsung meriah tersebut, Umran mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bengkalis memberikan apresiasi yang tinggi serta akan selalu memberikan dukungan atas upaya yang dilakukan DKB tersebut.
Apalagi, katanya, Bengkalis selama ini memang dikenal sebagai salah satu pusat perkembangan Tari Zapin di rantau ini. 'Kita berharap upaya-upaya ini terus dilakukan di masa-masa mendatang. Bukan hanya oleh DKB saja, tetapi juga oleh seluruh lapisan masyarakat di daerah ini,' harap Umran.
Sementara itu, Ketua DKB yang juga Ketua Semarak Zapin 2009, H Riza Pahlefi mengatakan, helat yang untuk pertama kali dilaksanakan 2005 itu, dibagi dalam beberapa kegiatan. Seperti lomba tari, lagu, cipta lagu dan sembang Zapin.
Pada bagian lain, Riza mengatakan, selain para penggiat zapin dari Provinsi Riau, Semarak Zapin 2009 ini juga diikuti peserta dari provinsi tetangga, seperti dari Sumatera Barat dan Sumatera Utara. 'Termasuk dari Negeri Jiran Malaysia,' kata Riza seraya berujar, kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 21-22 Desember 2009.
Adapun penggiat Zapin yang mengikuti kegiatan itu adalah, PLT Laksemana (Pekanbaru), Sanggar Tasik (Bengkalis), Sanggar Panglima (Pelalawan), Sri Melayu (Pekanbaru), Atan Lasak (Pekanbaru) dan AKMR (Pekanbaru).
'Sedangkan dari luar Riau diantaranya Nusindo (Deli Serdang), PB MABMI (Medan), PLT Awang Sembang (Karimun), Sanggar Keledang (Tanjung Pinang), GEE III Ansambel (Padang Panjang) dan Suhaimi Magi Cs (Kuala Lumpur),' katanya seraya mengatakan helat tersebut juga dimeriahkan penyanyi jemputan, Hairia Yusof dari Singapura.
Riza juga menjelaskan, khusus bagi masyarakat Bengkalis, Zapin merupakan tarian yang sudah menyusup dalam sendi-sendi kehidupan dan benar-benar sudah menjadi jati diri. Menjadi bagian dari nilai-nilai kehidupan mereka.
Tanpa bermaksud memposisikan diri sebagai negeri asal muasalnya, imbuhnya, Zapin benar-benar hidup dan berkembang semarak hingga ke ceruk-ceruk negeri di daerah ini.
Karena itu pula, melalui Sambang Zapin (semacam diskusi panel, red) yang diselenggarakan dalam kegiatan Semarak Zapin 2009 ini, didiskusikan bagaimana agar ke depan Zapin benar-benar dapat menjadi ikon budaya Melayu.
Dikatakan Riza, adapun pembicara dalam Sembang Zapin yang dilaksanakan di aula Hotel Pantai Marina Bengkalis, Selasa (22/12) tersebut, adalah Prof Dr Mahdi Bahar SKar MHum, (STSI Padang Panjang) dengan makalah Dinamika Kehidupan Kontemporer Zapin Sebagai Puncak Peradaban Seni Islam Nusantara dan Suhaimi Magi (Kuala Lumpur) serta Taufik Ikram Jamil, Pekanbaru.
Sementara itu, dihubungi secara terima, Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis, H Sulaiman Zakaria, menyambut baik upaya yang digagas DKB untuk menjadikan Zapin sebagai ikon budaya Melayu.
'Untuk mendukung hal itu, kita akan berupaya agar Zapin ini dapat menjadi mata pelajaran sejak tingkat sekolah dasar. Menjadi muatan lokal. Sehingga, kedepan sejak dini anak-anak di daerah ini bukan hanya mengenal, tetapi juga mencintai Zapin,' kata Sulaiman. (auf)