FANKEBTAN Siap Berkontribusi Menurunkan Stunting di Kecamatan Bantan

icon   Pada 11 September 2019 Bagikan ke :

SELATBARU – Fasilitator Forum Anak Kecamatan Bantan (FANKEBTAN), Restia mengatakan, FANKEBTAN siap berkontribusi untuk menurunkan jumlah stunting. Khususnya di Kecamatan Bantan.

Dia mengatakan itu usai mengikuti pelatihan pengembangan sumber daya manusia dalam rangka pencegahan stunting menciptakan generasi yang unggul.

Kegiatan yang diselenggarakan Tim Pengelola Inovasi Kecamatan Bantan, dilaksanakan gedung pertemuan Kecamatan Bantan, Desa Selatbaru, Selasa, 10 September 2019.

Restia juga mengatakan, mereka merasa bersyukur dan mendapat kehormatan karena FANKEBTAN dapat mengikuti kegiatan tersebut

“Alhamdulillah dengan dibekali materi stunting ini, semoga kegiatan FANKEBTAN akan ke depan juga bisa berkontribusi dalam menekan angka stunting pada anak. Khususnya anak-anak Kecamatan Bantan”, ujar Restia.

Pada pelatihan tersebut disampaikan dua materi berkenaan dengan stunting. Yakni, Konvergensi Pencegahan Stunting dan Strategi Peningkatan Status Gizi Masyarakat oleh Yesika Febriani dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis.

Kemudian, Peran Desa dalam Kegiatan Konvergensi Pencegahan Stunting, oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bengkalis Yuhelmi.

Selain Restia, Pembina Forum Anak Kecamatan Bantan (FANKEBTAN) Khariul Nizam yang juga tergabung dalam Forum Anak Desa Berancah (FANDESCA), serta 9 anggota FANKEBTAN, juga mengikuti pelatihan tersebut.

Stunting Masalah Bersama

Camat Bantan Supandi mengatakan, masalah stunting merupakan masalah bersama yang harus diselesaikan secara gotong royong seluruh elemen masyarakat, terutama keluarga.

“Semua pihak harus terlibat. Tidak terkecuali FANKEBTAN. Melalui keikutsertaan dalam pelatihan ini, kami berharap FANKEBTAN berkontribusi dalam menekan angka stunting pada anak. Khususnya anak-anak Kecamatan Bantan,” harap Supandi yang sebelumnya menjabat Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Bengkalis.

Hal senada disampaikan Kadis PMD Yuhelmi. Bahkan dia menginstruksikan agar Kepala Desa (Kades) di Kecamatan Bantan, memanfatkan FANKEBTAN untuk menyisir dan mendata anak yang mengalami gizi buruk.

“Dan tentunya Kades menyiapkan dana desa untuk itu. Hal ini sesuai dengan petunjuk Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi,” jelas Yuhelmi yang juga Pelaksana Tugas Kepala Bappeda Kabupaten Bengkalis. 

Apa itu Stunting?

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan dari janin hingga anak usia 2 tahun.

Dalam jangka pendek, kekurangan gizi akan menyebabkan gangguan kecerdasan, tidak optimalnya ukuran fisik tubuh, serta gangguan metabolisme.

Sementara dalam jangka panjang, kekurangan gizi menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual yang akan berpengaruh pada produktivitas saat dewasa, serta meningkatkan risiko penyakit tidak menular, seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, dan stroke.

Dikutip dari laman resmi depkes.go.id, Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek, mengatakan, ajarkan ke anak-anak kita, kalau nanti bila mereka atau istri mereka mengandung, harus hamil yang direncanakan.

"Berikan kasih sayang, makan makanan dengan gizi yang baik agar anaknya tidak stunting, jadi anak yang cerdas dan berkualitas,'' ujar Nila Farid Moeloek, sekitar setahun lalu. #DISKOMINFOTIK#