BANTAN – Berada di pesisir Selat Malaka dan memiliki lahan pertanian merupakan berkah dan potensi yang besar bagi Desa Mentayan Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis. Atas dasar itu, kelompok pemuda setempat secara swadaya menyulap potensi itu menjadi kawasan agrowisata.
"""Desa kami memiliki lahan persawahan padi sekitar 200 hektar yang berdampingan dengan 30 hektar hutan mangrove di bibir pantai. Potensi besar ini kami kelola menjadi kawasan wisata, khususnya agrowisata," ungkap Penggagas Agrowisata Mentayan, Liza Atina, Sabtu, 9 Maret 2019.
Salah satu bentuk keseriusan pemuda Desa Mentayan Kecamatan Bantan, pada pertengahan bulan Februari lalu bergotong royong membuat sarana dan prasarana agrowisata. Konsep yang diusung, memadukan wisata, eco-edu park pertanian, perikanan dan hutan mangrove.
Terkait pengembangan kawasan agrowisata ini, pemuda Desa Mentayan sudah bermusyarawah dengan kelompok tani dan pihak pemerintahan desa. Pada umumnya, stakeholder terkait mendukung ide dan gagasan mewujudkan Mentayan sebagai salah satu destinasi wisata di Pulau Bengkalis.
Menurut Liza Atina, pengembangan kawasan agrowisata merupakan bagian dari mendukung agenda Nawacita Presiden RI, yang membangun dari pinggiran, yakni desa. Disamping itu, sebagai upaya melaksanakan Program Inovasi Desa (PID) untuk mendongkrak Pendapatan Asli Desa (PADes).
Selain swadaya dan gotong royong membuat sarana dan prasana pendukung, bukti keseriusan Pemuda Desa Mentayan, mereka memadukan kemajuan teknologi informasi, melalui media sosial untuk promosi. Bahkan kata Liza Atina, pihaknya juga telah membuat video singkat, sehingga mengundang minat orang dari luar.
Untuk memperkenalkan kawasan agrowisata Mentayan, mereka sepakat mengusung tagline """Jom ke Mentayan". Kata """Jom" diambil dari bahasa Upin dan Ipin (Negeri Jiran Malaysia) dengan arti """Ayo", berati """Jom ke Menyatan" mengandung arti """Ayo ke Mentayan".
Menanggapi gagasan kelompok pemuda mewujudkan kawasan agrowisata, Kepala Desa Mentayan, Jalaludin, sangat mendukung dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya. Gagasan pemuda tersebut merupakan sebuah terobosan untuk mengangkat potensi desa, yang selama ini belum tergali.
"""Kami sangat mendukung sekali. Apalagi pengembangan agrowisata itu murni swadaya pemuda. Kedepan, pada perubahaan anggaran, pemerintahan desa akan mengalokasikan anggaran," ungkap Jalal.
Menurut Jalal, untuk mewujudkan kawasan agrowisata agar menjadi destinasi wisata, tentu harus didukung dengan infrastruktur memadai, seperti jalan. Memang, sejauh ini, jalan poros menuju kawasan agrowisata sudah bagus, hanya saja sekitar 300 meter yang perlu perawatan dan perbaikan dari pihak Kabupaten.
Sementara itu Camat Bantan, Reza Noverindra, memuji ide kreatif kelompol pemuda Desa Mentayan yang mengembangkan kawasan agrowisata. Terlebih, murni swadaya dan belum ada sentuhan dana dari pemerintah.
"""Saya berharap dengan adanya agrowisata ini dapat membangun Desa Mentayan menjadi lebih maju dan membantu perekonomian desa," ujar mantan Camat Bukit Batu ini.
Reza menyarankan kepada pemerintahan desa agar memasukan program ini pada rencana kerja (Renja) tahun 2020, sehingga program dan kegiatan agrowisata dapat dianggarkan pada APBDesa, bahkan tingkat Kabupaten Bengkalis. #DISKOMINFOTIK