Lailatu Qadar, Puncak Ibadah Puasa

icon   Pada 26 September 2011 Bagikan ke :
12-September-2009

DURI – Bupati H Syamsurizal menjelaskan bahwa setiap ibadah ada puncaknya. Jika puncak ibadah shalat adalah khusyu’, puncak ibadah zakat adalah tazkiyah (penyucian jiwa dan harta) dan puncak ibadah haji adalah berada di Arafah dan meraih haji mabrur, maka puncak ibadah puasa adalah lailatul qadar.

Dalam kaitan dengan ibadah puasa Ramadhan, ada satu malam yang dikenal dengan lailatul qadar. Lailah artinya malam dan qadr (qadar) artinya ketetapan, kekuasaan, dan kemuliaan. Lailatul qadar bermakna malam yang penuh kekuasaan dan kemuliaan yang telah ditetapkan oleh Allah untuk hamba-hamba-Nya yang taat beribadah di malam itu.

“Allah akan memberikan keutamaan kepada setiap hamba-Nya yang menghidupkan malam-malam, terutama sepuluh malam terakhir Ramadhan, dan secara spesifik pada malam-malam ganjil (malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29). Mari kita tingkatan kuantitas dan kualitas amal ibadah kita di sepuluh malam terakhir, khususnya pada malam-malam ganjil tersebut,” ajak Syamsurizal.

Ajakan itu disampaikannya ketika melakukan silaturahim dengan jemaah masjid Al Darajat Kelurahan Pematang Pudu. Silaturahim yang dalam rangka safari ramadhan 1430 H itu, dilaksanakan Kamis malam (10/9) lalu. “Lailatul qadar itu sesungguhnya anugerah Allah yang terbesar kepada hamba-Nya dan berlangsung terus setiap Ramadhan tiba. Keutamaan lailatul qadar selain diampuni dosa juga akan dimasukkan ke dalam surga. Itulah kemengan yang besar (fauzun ‘adhim),” imbuhnya.

Ditambahkan Syamsurizal, kelima malam itulah yang disebut-sebut Rasulullah sebagai lailatul qadar yang dinanti-nantikan oleh setiap orang beriman yang berpuasa. “Rasulullah sendiri telah mencontohkan ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadhan sebagai amalan yang tidak biasa dilakukan pada malam-malam lain sehebat itu,” katanya. Sebagaimana dijelaskan Rasulullah, kata Syasmurizal, untuk memperolehnya yaitu bersungguh-sungguh (mujahadah) dengan melaksanakan serangkaian ibadah tambahan (nafilah) pada sepertiga akhir malam, menjelang sahur.

Ibadah andalan Rasulullah di malam itu, paparnya, pertama, menunaikan shalat malam (tahajjud, tarawih, qiyamur ramadhan, qiyamullail, dan witir). Kedua, melakukan i’tikaf di masjid dengan memperbanyak istighfar, zikir, tadarus Al-Qur’an, berdo’a, dan ibadah-ibadah sunnah lain. Amalan Rasulullah sebagaimana diceritakan istri beliau, Aisyah, sambung Syamsurizal, digambarkan sebagai ibadah yang sangat lama dan indah, sampai-sampai Rasulullah tidak menyadari bahwa kaki beliau sudah bengkak akibat lamanya berdiri ketika shalat malam. “Kemudian Rasulullah beristirahat dengan mata terpejam namun hatinya tetap terjaga. Begitulah ilustrasi ketekunan Rasulullah menggapai puncak ibadah puasa Ramadhan, yaitu lailatul qadar. Sebagai umatnya, mari kita contoh ketekunan yang ditauladankan Rasulullah tersebut,” ajaknya lagi, terutama kepada ratusan jemaah masjid Al Darajat yang hadir malam itu.

Pada bagian lain Syamsurizal menjelaskan, bahwa ketaqwaan adalah tujuan akhir ibadah puasa Ramadhan sebagaimana dijanjikan Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 183. Siapa dapat meraih nilai tertinggi itu berarti ia telah memperoleh kemenangan. “Ibadah puasa Ramadhan merupakan jalan untuk meraih kemenangan”, paparnya seraya mendo’akan seluruh orang-orang beriman yang berpuasa memperoleh kemenangan tersebut.

Pendidikan Nilai-Nilai Islami Harus Ditanamkan Sejak Dini

DURI – Bupati Bengkalis, H Syamsrizal mengatakan, perkembangan arus Globalisasi saat ini semakin gencarnya. Berbagai dampak negatif yang ditimbulkannya semakin tak terhitung dan tak terkendalikan.

“Salah satu contoh dampak yang ditimbulkannya adalah terjadinya pergeseran perilaku atau moral anak-anak yang begitu cepat. Banyak kasus-kasus penyimpangan terjadi, seperti kenakalan remaja dan perilaku-perilaku lain yang melanceng dari nilai-nilai agama cukup meningkat,” katanya.

Oleh sebab itu, Syamsurizal menyambut baik dan memberikan apresiasi yang tinggi terhadap upaya yang dilakukan pengurus masjid Al Darajat Kelurahan Pudu Kecamatan Mandau yang terus melakukan berbagai kreasi dan inovasi untuk menanamkan nilai-nilai agama kepada anak-anak sejak dini.

Untuk membentengi mereka dari dampak negatif tersebut, kata Syasmurizal, pendidikan tentang nilai-nilai aqidah, ibadah, dan ahlak memang harus ditanamkan sejak dini kepada mereka dengan cara memberikan ilmu pengetahuan. Selain itu, sejak dini mereka juga harus dibiasakan untuk melakukan aktivas-aktivitas yang bernuansa Islam,” terangnya.

Pendidikan seperti itulah yang harus dilakukan di tengah Era Globalisasi saat ini. Intinya, pendidikan anak-anak tertujukan agar mereka memiliki penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama Islam sekuat mungkin. Mereka harus diarahkan sehingga dapat mempergunakan ilmu pengetahuan sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Bukan justru diperbudak oleh pengetahuan itu sendiri,” tegasnya.

Sebagaimana disampaikan H Syamsul Gusri, dalam rangka menanamkan pendidikan agama sejak dini kepada anak-anak, pengurus masjid Ar Darajat, sejak beberapa tahun lalu telah mendirikan lembaga pendidikan agama Uswatun Hasanah yang berada di dekat masjid tersebut. Terkait keberadaan lembaga tersebut, mantan anggota DPRD Bengkalis dari Partai Keadilan Sejahtera yang dipercaya sebagai ketua pengurus masjid Ar Darajat mengatakan, saat ini masih dihadapan pada berbagai kendala. Khususnya masih terbatasnya sarana dan prasana yang dimiliki. “Saat ini kita masih membutuhkan tambahan empat ruang belajar. Atas nama penrus masjid dan lembaga pendidikan Uswatun Hasanah, kami berharap Pemkab Bengkalis dapat memberikan bantuan untuk pembangunan tambahan ruang belajar tersebut,” pinta Syamsul Gusri.

Berkenaan dengan permintaan itu, Syamsurizal berjanji akan memperjuangkannya agar dapat dialokasikan dalam anggaran APBD Kabupaten Bengkalis tahun 2010. Tak hanya itu, mengetahui pembangunan masjid yang telah menelan biaya sekitar satu milyar rupiah itu, bupati juga menjanjikan bantuannya. Terutama untuk pembangunan kubah masjid Ar Darajat yang hingga saat ini memang belum ada. “Insya Allah, akan kita perjuangkan sehingga dapat dianggarkan dalam APBD Bengkalis 2010 dan disetujui DPRD Bengkalis. Untuk itu mohon dukungan dan do’a seluruh jemaah masjid Ar Darajat,” pintanya. Terkait dengan janjinya itu, usai acara, Syamsurizal langsung memanggil Muhammad Fauzi, yang turut mendampinginya dalam safari ke Pematang Pudu. Kepada Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bengkalis tersebut, bupati minta agar secepatnya disusun perencanaan dan anggaran yang dibutuhkan untuk dialokasikan dalam APBD 2010.

Selain itu dan sebagaimana safari ramadhan di kecamatan lain, dalam kesempatan bersilaturahim dengan jemaah masjid Ar Darajat ini, Syamsurizal juga menyerahkan santunan untuk anak yatim dan yatim piatu serta kaum dhuafa.

Kemudian, dengan didampingi camat Mandau Djoko Edy Imhar, bupati juga menyerahkan bantuan untuk sejumlah masjid dan mushalla. Penyerahan santunan dan bantuan ini dilakukan sebelum acara santapan rohani ramadhan yang disampaikan ustadz KH Muhammad Ali Muchsin. Selain Muhammad Fauzi, Kakandepag H Abdul Aziz Haz, ikut mendampingi bupati malam itu diantaranya Kadis Bina Marga dan Pengairan H Khairussani, Kadis Koperasi dan UKM Hj Umi Kalsum Rozali serta mantan camat Mandau yang saat ini menjabat Kakan Satpol Pamong Praja H Rozali Saidun.
(jhn/humas Kab. Bengkalis - posting by team web pde)