Masyarakat Menangis Saat Merayakan HUT Ke-74 RI, Ternyata ini Penyebabnya

icon   Pada 25 Agustus 2019 Bagikan ke :

JANGKANG – Perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) identik dengan kemeriahan, kegembiraan dan semarak perlombaan. Tapi berbeda dengan perayaan HUT ke-74 RI di Dusun Mekar Indah, Jalan Parit Tiung Desa Jangkang Kecamatan Bantan, Minggu pagi 25 Agustus 2019.

Ratusan masyarakat meneteskan air mata, tangisan mereka bukan dikarenakan ada musibah, akan tetapi pada peringatan HUT ke-74 RI tersebut diadakan Musahabah diri tentang orang tua.

Musahabah tersebut dilaksanakan setelah jalan santai, seluruh masyarakat tertegun, terpana dan terpaku mendengarkan siraman rohani yang disampaikan Kazar yang mengupas masalah, pengorbanan orang tua kepada anaknya, kedekatan anak dengan orangtua, serta dianjurkannya kepada anak-anak untuk berbakti kepada orang.

Kegiatan yang dilaksankan sekitar 30 menit tersebut membuat seluruh yang hadir menitiskan air mata, dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan orangtua.

Tangisan mereka pecah ketika Kazar mengatakan  “Ya Allah Ya Robb, ampuni dan maafkan kesalahan jika kami tidak berada disisinya saat dia sakit dimasa tuanya. Ya Allah ya Robb, ampuni dan maafkan jika kami lebih sering menyapa teman melalui medsos daripada menyapa orang tua kami” 

Marilah kita renungkan, tambah Kazar, beberapa tahun lalu saat kita dikandung oleh orang tua, betapa bahagia mereka, mengharap anak yang akan lahir adalah anak yang berbakti.

“Saat melahirkan kita, orang tua kita merasakan sakit yang amat sangat, menangis kesakitan, antara hidup dan mati, bahkan mungkin jika diberi pilihan antara menyelamatkan nyawanya atau bayinya, pastilah ia akan memilih menyelamatkan bayinya. Tapi apakah kita saat ini cuma melihat beliau dengan penderitaannya, mencaci makinya, melawannya, mengacuhkannya, coba renungkan, sekarang apa balasan kita” kata Kazar.

Suasana semakin haru ketika Kazar meminta kepada kepada peserta untuk mendekati orang tuanya masing-masing, lalu menggiring orang tuanya untuk dicuci kakinya di tempat yang sudah dipersiapkan panitia, tangisan mereka kembali pecah saat anak mencuci kaki ibunya, ayahnya, mereka menangis sambil berpelukan.

Salah seorang panita yang juga penggagas kegiatan tersebut, Zakaria berharap kegiatan tersebut mampu memberikan inspirasi dan pelajaran kepada banyak orang, dan tema dari kegiatannya yaitu pahlawan sejati.

“Kita tahu siapa pahlawan kemerdekaan, kita tahu julukan pahlawan tanpa tanda jasa, kita juga tau pahlawan devisa negara, tapi kita lupa bahwasannya ada pahlawan sejati yang lebih mulia yang wajib dihormati, itulah orang tua kita.”kata pria yang sering di sapa jaka.

Selesai Muhasabah, kegiatan dilanjutkan dengan permainan rakyat, kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari mulai tanggal 24 s/d 25 Agustus 2019, dengan 18 pertandingan, dari tingkat paud hingga orang tua dan akan diadakan juga malam syukuran.

“Kegiatan yang kita laksanakan selam dua hari, mengingat perlombaan yang kita adakan cukup banyak, dan Insya Allah, juga akan digelar malam syukuran sebagai tanda syukur kita kepada yang maha kuasa atas kemerdekaan yang telah kita raih, dan tentunya semoga Allah akan terus mencurahkan rahmat, serta kebaikannya di Desa Jangkang, Kabupaten Bengkalis dan Indonesia, Merdeka”Ungkap Rian Hidayat yang merupakan ketua panitia. #DISKOMINFOTIK