Bengkalis - Kegiatan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bengkalis tidak
hanya menanggapi masalah korban bencana alam, anak jalanan, komunitas
adat terpencil (KAT), dan tuna susila. Namun, Dinsos juga turut
menanggapi penyakit sosial kemasyarakatan. Demikian diutarakan Kepala
Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bengkalis Abdul Hamid, Selasa (17/01/12)
ditemui wartawan di ruang kerjanya.
Abdul Hamid mengatakan, peran Dinsos dalam pelayanan masyarakat juga lebih banyak mengarah kapada kerja sosial dan berhubungan langsung dengan masyarakat. Seperti baru-baru ini, Dinsos juga menanggung ongkos antar jemput orang gila (Orgil) ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) untuk melakukan pemeriksaan tahap awal.
“Orang gila atau warga stres juga masuk bagian kerja kita. Baru-baru ini, kita menerima laporan adanya salah seorang wanita yang dinyatakan mengalami gangguan kejiwaan dan belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Bengkalis. Melalui anggaran yang ada, ongkos antar jemputnya, Dinsos berupaya menanggungnya, nah ini salah satu bentuk kepedulian kita terhadap masyarakat,”kata Abdul Hamid.
Dikatakannya, sebelum usulan anggaran diajukan dari pihak keluarga yang salah seorang keluarganya mengalami gangguan kejiwaan. Dinsos berharap, sebelum diusulkan, agar pihak keluarga melengkapi persyaratan administrasi, hal itu dimaksud agar proses pencairan anggaran tepat sasaran.
“Dulu kita pernah mengalami, ada orang tua yang mengalami gangguan kejiwaan. Saat itu diketahui jika orang tua tersebut tidak memiliki sanak dan keluarganya. Sehingga kita coba ambil inisiatif mengirimnya ke RSJ Pekanbaru. Tapi sesampainya di sana, justru keluarga yang bersangkutan datang dari Pulau Jawa merasa sangat keberatan, terpaksalah kita ikuti kemauan keluarga dari orang tua tersebut, artinya upaya penertiban sudah kita lakukan, tapi justeru kita yang disalahkan,” katanya.
Dengan kondisi itu, sambung Abdul Hamid. Ia berharap mengenai penyakit sosial kemasyarakatan itu satu persatu mulai sirna. “Untuk Bengkalis, orang gila atau masyarakat yang mengalami gangguan kejiwaan di jalan-jalan sudah tidak terlihat lagi, hanya saja ada beberapa lokasi seperti di Kecamatan Mandau, tapi sifatnya hanya singgah, karena berasal dari luar Bengkalis,” paparnya.** (eko/eko_UR.C)
Abdul Hamid mengatakan, peran Dinsos dalam pelayanan masyarakat juga lebih banyak mengarah kapada kerja sosial dan berhubungan langsung dengan masyarakat. Seperti baru-baru ini, Dinsos juga menanggung ongkos antar jemput orang gila (Orgil) ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) untuk melakukan pemeriksaan tahap awal.
“Orang gila atau warga stres juga masuk bagian kerja kita. Baru-baru ini, kita menerima laporan adanya salah seorang wanita yang dinyatakan mengalami gangguan kejiwaan dan belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Bengkalis. Melalui anggaran yang ada, ongkos antar jemputnya, Dinsos berupaya menanggungnya, nah ini salah satu bentuk kepedulian kita terhadap masyarakat,”kata Abdul Hamid.
Dikatakannya, sebelum usulan anggaran diajukan dari pihak keluarga yang salah seorang keluarganya mengalami gangguan kejiwaan. Dinsos berharap, sebelum diusulkan, agar pihak keluarga melengkapi persyaratan administrasi, hal itu dimaksud agar proses pencairan anggaran tepat sasaran.
“Dulu kita pernah mengalami, ada orang tua yang mengalami gangguan kejiwaan. Saat itu diketahui jika orang tua tersebut tidak memiliki sanak dan keluarganya. Sehingga kita coba ambil inisiatif mengirimnya ke RSJ Pekanbaru. Tapi sesampainya di sana, justru keluarga yang bersangkutan datang dari Pulau Jawa merasa sangat keberatan, terpaksalah kita ikuti kemauan keluarga dari orang tua tersebut, artinya upaya penertiban sudah kita lakukan, tapi justeru kita yang disalahkan,” katanya.
Dengan kondisi itu, sambung Abdul Hamid. Ia berharap mengenai penyakit sosial kemasyarakatan itu satu persatu mulai sirna. “Untuk Bengkalis, orang gila atau masyarakat yang mengalami gangguan kejiwaan di jalan-jalan sudah tidak terlihat lagi, hanya saja ada beberapa lokasi seperti di Kecamatan Mandau, tapi sifatnya hanya singgah, karena berasal dari luar Bengkalis,” paparnya.** (eko/eko_UR.C)