BENGKALIS - Penjabat Bupati Bengkalis, Ahmad Syah Harrofie mengajak petani di daerah ini agar untuk tidak mengalihfungsikan lahan menjadi perkebunan sawit atau karet. Langkah ini sebagai upaya mendukung tekad pemerintah untuk mengurangi impor prdouksi pangan, terutama beras.
''Sawit dan karet sudah tidak bisa diandalkan lagi, makanya kami berharap agar petani tetap konsisten untuk mempertahankan lahannya dengan tanaman padi. Oleh karena itu, sawit-sawit dan karet yang ada di sini, hendaknya pelan-pelankan kita tumbangkan untuk diganti dengan tanaman padi,'' demikian ungkap Ahmad Syah Harrofie pada panen raya di Desa Parit I Api-api, Kecamatan Bukit Batu, Rabu (6/1/2016).
Turut hadir pada pelaksanaan panen raya musim tanam 2015/2016 di Desa Parit I Api-api, diantaranya Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan, Sarsito Wahono Gaib Subroto yang juga Penanggungjawab Upsus Pajale Riau, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Riau, Askardiyah R Patrianov, Ketua DPRD Bengkalis Heru Wahyudi, Dandim 0303 Bengkalis Letkol Arh Wachyu Dwi Ariyanto, Sekda Bengkalis Burhanudin, Kadis Pertanian dan Peternakan Bengkalis, Ariayanto, dan sejumlah kepala SKPD di lingkungan Pemkab Bengkalis, Camat Bukit Batu M Fadlul Wajdi.
Untuk meningkatkan produksi padi dari petani di Kabupaten Bengkalis, sangat penting untuk mendukung pemerintah untuk mengurangi impor bahan pangan. Selaras dengan itu, Ahmad Syah Harrofie mengajak para petani untuk tetap konsisten mempertahankan menamam padi.
''Keinginan pemerintah tidak ada impor pangan, sama dengan keinginan para petani, tentu diharapkan petani tidak ingin impor pangan, walaupun saat ini sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mengakibatkan produksi pangan luar negeri masuk ke daerah, sebaliknya produk pangan kita bisa masuk ke negara-negara ASEAN,'' ungkap Ongah Ahmad.
Agar petani tetap semangat menghasilkan komidit padi, Ongah Ahmad berhadap adanya dukungan dari provinsi maupun pusat untuk mencarikan terobosan maupun teknologi kepada petani, sehingga musim tanam bisa dilakukan dua kali setahun (IP 200). Terobosan yang dilakukan misalnya dalam bentuk teknologi irigasi seperti apa yang bisa dilakukan, sehingga petani bisa menaman bisa lebih satu kali setahun. Pada dasarnya, Pemkab Bengkalis tetap komitmen untuk mendukung peningkatan produksi padi di daerah ini.
''Sejauh ini, investasi Kabupaten Bengkalis terhadap peningkatan produksi padi, di kawasan pertanian Sepahat dan Sepotong sudah luar biasa. Seperti keberadaan RPC di Sepotong,'' ungkap Ahmad Syah Harrofie. (ail)/GoRiau
''Sawit dan karet sudah tidak bisa diandalkan lagi, makanya kami berharap agar petani tetap konsisten untuk mempertahankan lahannya dengan tanaman padi. Oleh karena itu, sawit-sawit dan karet yang ada di sini, hendaknya pelan-pelankan kita tumbangkan untuk diganti dengan tanaman padi,'' demikian ungkap Ahmad Syah Harrofie pada panen raya di Desa Parit I Api-api, Kecamatan Bukit Batu, Rabu (6/1/2016).
Turut hadir pada pelaksanaan panen raya musim tanam 2015/2016 di Desa Parit I Api-api, diantaranya Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan, Sarsito Wahono Gaib Subroto yang juga Penanggungjawab Upsus Pajale Riau, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Riau, Askardiyah R Patrianov, Ketua DPRD Bengkalis Heru Wahyudi, Dandim 0303 Bengkalis Letkol Arh Wachyu Dwi Ariyanto, Sekda Bengkalis Burhanudin, Kadis Pertanian dan Peternakan Bengkalis, Ariayanto, dan sejumlah kepala SKPD di lingkungan Pemkab Bengkalis, Camat Bukit Batu M Fadlul Wajdi.
Untuk meningkatkan produksi padi dari petani di Kabupaten Bengkalis, sangat penting untuk mendukung pemerintah untuk mengurangi impor bahan pangan. Selaras dengan itu, Ahmad Syah Harrofie mengajak para petani untuk tetap konsisten mempertahankan menamam padi.
''Keinginan pemerintah tidak ada impor pangan, sama dengan keinginan para petani, tentu diharapkan petani tidak ingin impor pangan, walaupun saat ini sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mengakibatkan produksi pangan luar negeri masuk ke daerah, sebaliknya produk pangan kita bisa masuk ke negara-negara ASEAN,'' ungkap Ongah Ahmad.
Agar petani tetap semangat menghasilkan komidit padi, Ongah Ahmad berhadap adanya dukungan dari provinsi maupun pusat untuk mencarikan terobosan maupun teknologi kepada petani, sehingga musim tanam bisa dilakukan dua kali setahun (IP 200). Terobosan yang dilakukan misalnya dalam bentuk teknologi irigasi seperti apa yang bisa dilakukan, sehingga petani bisa menaman bisa lebih satu kali setahun. Pada dasarnya, Pemkab Bengkalis tetap komitmen untuk mendukung peningkatan produksi padi di daerah ini.
''Sejauh ini, investasi Kabupaten Bengkalis terhadap peningkatan produksi padi, di kawasan pertanian Sepahat dan Sepotong sudah luar biasa. Seperti keberadaan RPC di Sepotong,'' ungkap Ahmad Syah Harrofie. (ail)/GoRiau