Bengkalis – Kepala Bappeda Bengkalis, H Eldy Ramli mengatakan, dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2009, Pemkab Bengkalis telah mengalokasi dana untuk pembelian satu unit ferry penyeberangan. Alokasi dana sekitar 30 milyar itu dialokasikan agar pelayaran penyeberangan antara pelabuhan Air Putih (Kecamatan Bengkalis) dan Sungai Selari (Bukit Batu) lebih optimal.
Dikatakan Eldy, sebenarnya pada tahun 2008 lalu, Pemkab Bengkalis sudah mengalokasikan dana serupa, sebesar Rp 18 milyar. Sayangnya, karena terjadi kenaikan harga minyak dunia yang berpengaruh terhadap kenaikan harga barang, oleh kontraktor anggaran itu dinilai terlalu kecil.
“Akibatnya proyek tersebut tidak dapat dilaksanakan. Setelah dievaluasi, pada tahun 2009 ini Pemkab Bengkalis kembali mengganggarkan dana sebesar Rp 30 milyar. Mudah-mudahan usul ini disetujui DPRD,” kata Eldy, beberapa waktu lalu.
Kata Eldy, jika disetujui DPRD, anggaran tersebut cukup untuk membeli satu unit ferry penyeberangan. “Kita telah melakukan survey dan menanyakan harga standar kepada sejumlah perusahaan pembuatan kapal, baik di dalam maupun di luar negeri,” tegas Eldy.
Dengan adanya penambahan ferry itu, kata Eldy, diharapkan kejadian-kejadian yang menyebabkan terhambatnya pelayanan penyeberangan seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, tidak terulang lagi. Dan, peningkatan jumlah pengguna jasa penyeberangan tetap dapat dilayani.
Selama ini di jalur penyeberangan yang menghubungkan pulau Bengkalis dan Sumatera itu, setiap harinya yang dilayani satu ferry milik Pemkab Bengkalis, KM Tasik Gemilang. Pada minggu terakhir 2008 dan minggu pertama 2009, dijalur yang dipisahkan Selat Bengkalis itu, terjadi krisis penyeberangan karena KM Tasik Gemilang naik dok. Akibatnya, penggunga jasa penyeberangan terlantar dibuatnya.
“Dengan adanya penambahan satu unit ini, mudah-mudahan di masa datang kejadian-kejadian seperti itu tidak terulang kembali. Bahkan jika Pemkab Bengkalis memiliki dua unit ferry penyeberangan, pelayanan bisa lebih dioptimalkan selama 24 jam,” kata Eldy.
Sementara itu, sejumlah anggota masyarakat menyambut baik rencana Pemkab Bengkalis. Malah, mereka berharap penambahan tersebut, tidak hanya satu unit. Tapi dua unit sekaligus.
Alasan mereka, pengguna jasa di penyeberangan tersebut tiap hari terus meningkat. “Satu lagi untuk cadangan, jika terjadi kerusakan atau hal-hal lain. Sehingga setiap harinya tetap beroperasi dua unit. Kalau Cuma Rp 30 milyar, APBD Bengkalis masih sanggup membeli dua unit sekaligus,” ujar Wiwit (37).
Untuk itu, warga Desa Senggoro Kecamatan Bengkalis ini minta anggota DPRD Bengkalis mengambil inisiatif untuk menambah anggaran agara pada tahun 2009 ini dapat dibeli dua unit ferry penyeberangan.
“Saya harap para wakil rakyat mau melakukannya, karena keberadaan ferry tersebut sudah tidak dapat lagi dipisahkan dari masyarakat. Dampak sosial dan ekonominya sangat besar bisa terjadi hambatan dalam pelayanan di jalur tersebut seperti yang terjadi beberapa waktu lalu,” kata Wiwit.
Dikatakan Eldy, sebenarnya pada tahun 2008 lalu, Pemkab Bengkalis sudah mengalokasikan dana serupa, sebesar Rp 18 milyar. Sayangnya, karena terjadi kenaikan harga minyak dunia yang berpengaruh terhadap kenaikan harga barang, oleh kontraktor anggaran itu dinilai terlalu kecil.
“Akibatnya proyek tersebut tidak dapat dilaksanakan. Setelah dievaluasi, pada tahun 2009 ini Pemkab Bengkalis kembali mengganggarkan dana sebesar Rp 30 milyar. Mudah-mudahan usul ini disetujui DPRD,” kata Eldy, beberapa waktu lalu.
Kata Eldy, jika disetujui DPRD, anggaran tersebut cukup untuk membeli satu unit ferry penyeberangan. “Kita telah melakukan survey dan menanyakan harga standar kepada sejumlah perusahaan pembuatan kapal, baik di dalam maupun di luar negeri,” tegas Eldy.
Dengan adanya penambahan ferry itu, kata Eldy, diharapkan kejadian-kejadian yang menyebabkan terhambatnya pelayanan penyeberangan seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, tidak terulang lagi. Dan, peningkatan jumlah pengguna jasa penyeberangan tetap dapat dilayani.
Selama ini di jalur penyeberangan yang menghubungkan pulau Bengkalis dan Sumatera itu, setiap harinya yang dilayani satu ferry milik Pemkab Bengkalis, KM Tasik Gemilang. Pada minggu terakhir 2008 dan minggu pertama 2009, dijalur yang dipisahkan Selat Bengkalis itu, terjadi krisis penyeberangan karena KM Tasik Gemilang naik dok. Akibatnya, penggunga jasa penyeberangan terlantar dibuatnya.
“Dengan adanya penambahan satu unit ini, mudah-mudahan di masa datang kejadian-kejadian seperti itu tidak terulang kembali. Bahkan jika Pemkab Bengkalis memiliki dua unit ferry penyeberangan, pelayanan bisa lebih dioptimalkan selama 24 jam,” kata Eldy.
Sementara itu, sejumlah anggota masyarakat menyambut baik rencana Pemkab Bengkalis. Malah, mereka berharap penambahan tersebut, tidak hanya satu unit. Tapi dua unit sekaligus.
Alasan mereka, pengguna jasa di penyeberangan tersebut tiap hari terus meningkat. “Satu lagi untuk cadangan, jika terjadi kerusakan atau hal-hal lain. Sehingga setiap harinya tetap beroperasi dua unit. Kalau Cuma Rp 30 milyar, APBD Bengkalis masih sanggup membeli dua unit sekaligus,” ujar Wiwit (37).
Untuk itu, warga Desa Senggoro Kecamatan Bengkalis ini minta anggota DPRD Bengkalis mengambil inisiatif untuk menambah anggaran agara pada tahun 2009 ini dapat dibeli dua unit ferry penyeberangan.
“Saya harap para wakil rakyat mau melakukannya, karena keberadaan ferry tersebut sudah tidak dapat lagi dipisahkan dari masyarakat. Dampak sosial dan ekonominya sangat besar bisa terjadi hambatan dalam pelayanan di jalur tersebut seperti yang terjadi beberapa waktu lalu,” kata Wiwit.