Penderita ISPA Meningkat 15 Persen

icon   Pada 25 September 2011 Bagikan ke :
06-August-2009

BENGKALIS - abut asap yang melanda Bengkalis sejak beberapa hari terakhir, mulai berpengaruh pada kesehatan masyarakat. Kendati tak setebal di daerah lainnya, namun kabut asap yang melanda Bengkalis berakibat meningkatnya jumlah penderita ISPA hingga 15 persen dibanding tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Kesehatan dan KB Bengkalis dr Edi Setiawan ditemui, Rabu (5/8) mengakui jika pada Juni hingga Juli 2009 ini jumlah penderita ISPA meningkat terutama di wilayah Duri yang kabut asap cukup tebal melanda daerah itu.

Menurutnya, merebaknya penyakit demam panas dan flu yang banyak menyerang warga saat ini, banyak diartikan masyarakat sebagai flu babi. Namun sesungguhnya tidak semua orang yang terserang demam tinggi diserta flu terjangkit flu babi.

'Untuk bisa menetapkan seseorang terinfeksi flu babi harus dilakukan deteksi. Dan seseorang bisa terjangkit flu babi jika setelah semingggu ada kontak dengan negara terjangkit seperti Malaysia, terserang demam. Namun jika tak ada berkunjung atau kontak ke negara terjangkit kemudian demam dan flu, tak mungkin seseorang itu terjangkit flu babi,' ulas Edi Setiawan.

Namun penyakit yang banyak menyerang masyarakat dalam dua bulan terakhir, dikatagorikan ILI (influenza, like illnes) atau demam yang disertai radang tenggorokan. Penyakit ini orang awam lebih mengenal dengan ISPA tapi sesungguhnya adalah ILI.

'Penyabab penyakit ini adalah karena pengaruh cuaca. Seperti sekarang adanya kabut asap, sangat rentan bagi seseorang terserang ILI,' terangnya. Mengingat kurang bersahabatnya cuaca dan sudah banyaknya penderita ISPA ataupun ILI, ia menghimbau kepada masyarakat untuk keluar rumah jika tidak perlu sekali.

Sementara data yang diperoleh dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bengkalis, kondisi udara Bengkalis saat ini dalam keadaan sedang. Kendati indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) menunjukkan peningkatan dari kondisi baik ke kondisi sedang, namun belum membahayakan terhadap kesehatan masyarakat.

Berdasarkan ISPU, tingkat pencemaran udara di Bengkalis masih dalam kondisi sedang. Artinya, belum berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Demikian pula jarak pandang kabut asap masih diatas 500 meter, belum membahayakan pelayaran dan penerbangan.

'Terkecuali jika jarak pandang dibawah 500 meter yang disebut sangat sesak, itu baru membahayakan dan sekolah pun harus diliburkan jika sudah mencapai kondisi jarang pandang dibawah 500 meter ini. Namun sekarang sekolah belum perlu diliburkan,' ungkap Kepala BLH Bengkalis melalui Kabid Pemantauan dan Evaluasi Suiswantoro. (auf)

Dikutip dari dumaipos