BENGKALIS - Innalillahiiwainailaihi rojiun. H Bakrie bin Ali Dasuki salah seorang tokoh masyarakat Kecamatan Bantan, khususnya Desa Selatbaru, pada Senin 29 April 2019 pukul 10.30 WIB tutup usia.
Mantan Kepala Desa Selatbaru dari priode 1970 hingga 1999 ini, menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Santa Maria, Pekanbaru. Berdasarkan informasi dari anak kandungnya, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bengkalis Subiakto Bakri, almarhum Bakrie dirawat di rumah sakit selama 14 hari, karena menderita sakit lambung.
Bupati Bengkalis Amril Mukminin mendengar informasi tentang wafatnya tokoh masyarakat Kabupaten Bengkalis ini, mengungkap belasungkawa dan turut berduka cita sedalam-dalamnya.
Atas nama pribadi, keluarga, dan Pemerintah Kabupaten Bengkalis, kami mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya," ujarnya Bupati Amril seraya mengaku kehilangan atas berpulangnya almarhumah ke rahmatullah.
Lebih lanjut mantan anggota DPRD Bengkalis ini mengatakan, agar keluarga yang ditinggalkan tetap tabah dan sabar serta ikhlas menerima ketentuan dari Allah SWT. Bupati Amril Mukminin juga mengajak seluruh masyarakat Negeri Junjungan untuk mendoakan semoga penggagas jalan dan jembatan Liong, wafat dalam keadaan husnul khotimah.
"""Semoga keluarga yang ditinggalkan tetap sabar, tabah dan ikhlas. Mari kita doakan semoga almarhum menghadap Sang Khalik dalam keadaan husnul khotimah," tandas Amril Mukminin.
Seperti diketahui, sesuai rencana jenazah akan dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Desa Selatbaru, Selasa 30 April 2019. Saat ini jenazah masih dalam perjalanan dari Pekanbaru menuju Bengkalis. Sebelum di kebumikan esok hari jenazah akan di semayamkan terlebih dahulu di kediaman beliau di Jalan Jenderal Sudirman Desa Selatbaru.
Saat pelepasan jenazah dari RS Santa Maria menuju Bengkalis, hadir beberapa tokoh Kabupaten Bengkalis, yakni Syamsurizal mantan Bupati Bengkalis, Sarjono Amnan mantan Komisaris dan Direktur SDM Bank Riau Kepri.
Almarhum H. Bakrie lahir di Desa Selatbaru 17 Agustus 1932. Selama ini selain sebagai mantan kepala desa Selatbaru, sosok Bakrie dikenal sangat berpengaruh dalam perkembangan Desa Selatbaru.
Salah satu peninggalan beliau hingga saat ini berguna bagi kemaslahatan masyarakat Pulau Bengkalis, yakni keberadaan jalan dan jembatan Sungai Liong. Ide brilian ini dicetuskan Bakrie bersama beberapa teman-temannya, berupa menembus lebatnya hutan bakau di Sungai Liong untuk dibuat jalan poros, seperti dirasakan saat ini.
Tepatnya, pada tahun 1972, atau sekitar dua tahun menjabat Kepala Desa Selatbaru, ide pembuatan jalan dan jembatan Sungai Liong disampaikan ke masyarakat. Awalnya, banyak pertentangan dari masyarakat dan menganggap hal itu suatu yang mustahil.
Jauh sebelum jalan dan jembatan Liong di Bantan dibangun, masyarakat desa Selatbaru yang hendak berladang, berkebun dan menoreh karet di Dusun Belas dan Mentayan (kedua dusun ini kala itu masuk wilayah desa Selatbaru) harus melintasi satu-satunya akses utama kala itu, yakni jalan Simpang Sirap–Ulupulua.
Setiap hari, para petani karet dari Berancah, Jambu, Beringin dan sekitarnya, harus menempuh perjalanan lumayan jauh. Begitu juga dirasakan oleh masyarakat dusun Belas, Londang dan Mentayan, yang hendak urusan pelayanan di pemerintahan desa Selatbaru.
Kini berkat ide gila yang dicetuskan Bakrie dan kawan-kawan, masyarakat kecamatan Bantan dan Bengkalis dapat memanfaatkan jalan dan jembatan Sungai Liong.
Semoga buah dari kerja keras almarhum Bakrie dibalas dengan limpahan pahala oleh Allah SWT. Insya-Allah, setiap orang yang melintasi jalan Liong akan menjadi pahala yang mengalir ke pundi-pundi amal orang-orang yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan jalan Liong. Amiin ya Rabbal Alamiii. #DISKOMINFOTIK