Pensiun dan Mengundurkan Diri, 4 SKPD Pengkab Bengkalis Tanpa Pimpinan

icon   Pada 26 September 2011 Bagikan ke :
15-April-2011

BENGKALIS - Hingga saat ini setidaknya ada 4 jabatan Eselon II sebagai pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan pemerintah Kabupaten Bengkalis kosong. Kekosongan jabatan tersebut disebabkan oleh pengunduran diri dan pensiun serta dijabat oleh pelaksana tugas bukan defenitif yang beberapa bulan lalu dilantik oleh Bupati Bengkalis H Herliyan Saleh.

Yakni, Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis dipimpin oleh Plt non defenitif. Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, kosong karena pensiun, Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpollinmas) juga karena pensiun serta Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan karena mengundurkan diri beberapa waktu lalu.

“Saya melihat ada beberapa jabatan untuk kepala dinas dan kepala badan yang belum didefinitifkan. Untuk itu kita minta kepada Bupati yang memiliki hak preogratif untuk menunjuk pembantunya mendefinitifkan jabatan yang masih kosong tersebut,” ujar Ketua Komisi IV DPRD Bengkalis Rahman Jantan kepada sejumlah wartawan di Bengkalis, Jumat (15/4/11).

Menurutnya, untuk jabatan kepala dinas maupun badan seharusnya tidak boleh terlalu lama dibiarkan kosong. Meski ada pelaksana tugasnya, tapi secara kebijakan dan kewenangan seorang Plt itu sangat terbatas. Hal ini dimaksudkan supaya program kerja yang telah disusun bisa dilaksanakan dengan baik serta memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.

Selain pimpinan SKPD kosong, jabatan eselon II lainnya yang masih kosong adalah Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia juga karena pensiun sejak 1 Maret 2011.

“Selain jabatan eselon II, untuk jabatan eselon III kabarnya juga masih banyak yang belum terisi. Untuk kita harapkan secepatnya ditunjuk pejabat definitifnya sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa optimal. Dan pejabat yang akan ditunjuk nanti hendaknya orang-orang yang benar-benar dianggap mampu dan bisa bekerja secara profesional. Bukan sebaliknya berdasarkan kedekatan atau like and dislike,” pinta politisi dari Partai PBB ini.***(dik)