BENGKALIS - Pj Bupati Ahmad Syah Harrofie dan isteri larut dalam tarian Gendong yang dibawakan warga Suku Asli Desa Jangkang. Sepasang sejoli ini menari dan bergoyang mengikuti rentak irama bersama para penari. Tarian ini mengitari miniatur perahu layar lancang kuning.
Menurut salah seorang tokoh Suku Asli, Comeng, tarian ini mengisahkan tradisi buang balak, sebelum miniatur lancang kuning dilarung ke laut para ibu-ibu melakukan ritual menari mengelilingi lancang kuning.
Aksi pj bupati dan isteri di dampingi kaban kesbang rusli tentu mencuri perhatian para pengunjung festival pantai selatbaru. Akibatnya, tenda biru tempat pertunjukan Tari Gendong disesaki para pengunjung, bahkan tak sedikit warga yg mengabadikan aksi pj bupati beserta isteri.
Meski terlihat agak kaku, namun Embung Megasari Zum tampak menghayati dan menjiwai tarian Gendong, terlihat dari gerakan tari telah menyamai para ibu-ibu Suku Asli. Ternyata aksi pj Bupati dan isteri membuat kelompok Tari Gendong Suku Asli merasa tersanjung dan terhormat.
"Kami merasa senang, seorang pemimpin mau bergabung dengan kami untuk ikut menari. Mudah-mudahan ini pertanda, agar tradisi dan seni budaya kami dapat terus dilestarikan," ujar comeng.
Setelah lancang kuning dikeliling oleh ibu-ibu, selanjutnya dibawa ke laut oleh dua pria dengan diiring para penari. Lancang kuning selanjut dilarung di lautan lepas.
Pj Bupati Bengkalis Ahmad Syah Harrofie mengatakan tarian gendong dari Suku Asli merupakan potensi khasanah budaya yang dimiliki oleh kabupaten Bengkalis. Semua pihak harus menjaga dan melestarikan tradisi ini agar tidak lekang ditelan zaman.
Terlebih dengan gencarnya serangan budaya asing dan kemajuan teknologi membuat budaya lokal tergeros. "Saya sangat apresiasi kepada masyarakat yang terus melestarikan seni budaya lokal," ujar Ongah Ahmad.
Dikatakan Ongah, Kabupaten Bengkalis memiliki beragam budaya, khususnya di kecamatan Bantan ini terdapat budaya Melayu, Jawa, Tionghoa, maupun Suku Aali. Keberadaannya harus terus dilestarikan khususnya oleh para generasi muda. (ail)/GoRiau
Menurut salah seorang tokoh Suku Asli, Comeng, tarian ini mengisahkan tradisi buang balak, sebelum miniatur lancang kuning dilarung ke laut para ibu-ibu melakukan ritual menari mengelilingi lancang kuning.
Aksi pj bupati dan isteri di dampingi kaban kesbang rusli tentu mencuri perhatian para pengunjung festival pantai selatbaru. Akibatnya, tenda biru tempat pertunjukan Tari Gendong disesaki para pengunjung, bahkan tak sedikit warga yg mengabadikan aksi pj bupati beserta isteri.
Meski terlihat agak kaku, namun Embung Megasari Zum tampak menghayati dan menjiwai tarian Gendong, terlihat dari gerakan tari telah menyamai para ibu-ibu Suku Asli. Ternyata aksi pj Bupati dan isteri membuat kelompok Tari Gendong Suku Asli merasa tersanjung dan terhormat.
"Kami merasa senang, seorang pemimpin mau bergabung dengan kami untuk ikut menari. Mudah-mudahan ini pertanda, agar tradisi dan seni budaya kami dapat terus dilestarikan," ujar comeng.
Setelah lancang kuning dikeliling oleh ibu-ibu, selanjutnya dibawa ke laut oleh dua pria dengan diiring para penari. Lancang kuning selanjut dilarung di lautan lepas.
Pj Bupati Bengkalis Ahmad Syah Harrofie mengatakan tarian gendong dari Suku Asli merupakan potensi khasanah budaya yang dimiliki oleh kabupaten Bengkalis. Semua pihak harus menjaga dan melestarikan tradisi ini agar tidak lekang ditelan zaman.
Terlebih dengan gencarnya serangan budaya asing dan kemajuan teknologi membuat budaya lokal tergeros. "Saya sangat apresiasi kepada masyarakat yang terus melestarikan seni budaya lokal," ujar Ongah Ahmad.
Dikatakan Ongah, Kabupaten Bengkalis memiliki beragam budaya, khususnya di kecamatan Bantan ini terdapat budaya Melayu, Jawa, Tionghoa, maupun Suku Aali. Keberadaannya harus terus dilestarikan khususnya oleh para generasi muda. (ail)/GoRiau