27-October-2009
BENGKALIS -- Kepala Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi, H Jonni Syafrizal mengatakan, ponton sebenarnya tidak cocok dipergunakan di pelabuhan Rupat. Dengan kondisi angin yang begitu kencang, membuat ponton sering mengalami goncangan dan rentan dengan kerusakan.
Ponton yang tenggelam itu sudah sering kita perbaiki, tau ada saja yang rusak. Perbaikan total kita lakukan pada awal 2009. Kemudian tak lama setelah itu bocor, kita perbaiki lagi tapi bocor lagi,' ujar Jonni kepada sejumlah wartawan, Senin (26/10) kemarin.
Peristiwa tenggelamnya ponton di pelabuhan Rupat sebagaimana muncul di sejumlah media massa, menurut Joni terjadi ketika dudukan ponton yang terpasang ke tiang pancang mengalami kerusakan akibat terpaan angin dan gelombang. Dudukan yang rusak itu ternyata merobek pelat (dinding) ponton yang tebalnya hanya 6 mm. Dari situlah air perlahan-lahan masuk ke dalam ponton.
'Saya mendapat informasi tersebut pada hari Rabu kemarin, dan langsung datang kel lokasi. Saat itu, posisi ponton baru miring sebelah. Namun, keesokan harinya, seluruh bagian ponton sudah tenggelam ke air, dan yang terlihat cuma atapnya,' kata Jonni.
Ketika ditanya solusi mengatasi masalah tersebut, Joni mengatakan dirinya sudah menghubungi rekanan yang pernah mengerjakan perbaikan ponton tersebut. Saat ini mereka sedang berada di luar daerah, dan perbaikan akan dilakukan sesegera mereka tiba di Bengkalis.
Dikatakan, perbaikan ponton tersebut bukan yang pertama kali dilakukan. Namun, kerusakan tetap saja terjadi dimana bagian dudukan ponton yang menempel ke tiang pancang penahan mengalami kerusakan. 'Itu sudah berkali-kalia dilas, tapi kalau tak las-lasannya yang lepas, dindingnya pula yang koyak,' ujarnya.
Joni mengatakan, dengan melihat kondisi lapangan, ponton sebenarnya tidak bisa dipergunakan di pelabuhan tersebut. Untuk itu, saat ini pihaknya sedang merencanakan untuk menggantikan ponton dengan tangga bertingkat. Sehingga penumpang bisa keluar masuk kapal dengan nyaman baik pada saat pasang maupun surut.
'Ini baru sebatas rencana, jadi belum bisa dikatakan pasti akan dibuat seperti itu. Yang jelas studi kelayakan akan kita lakukan agar hasilnya benar-benar tidak mengecewakan. Masyarakat itu kan yang penting keluar masuk kapal gampang dan mereka merasa nyaman. Lagi pula apabila RoRo penyeberangan Rupat-Dumai sudah beroperasi, maka tidak akan banyak lagi warga yang melalui pelabuhan tersebut,' papar Joni lagi.
Sebelumnya diberitakan Ponton pelabuhan dermaga Batu Panjang, Kecamatan Rupat tenggelam, sehingga menyusahkan para calon penumpang. Berdasarkan data yang dihimpun di lapangan, ponton tersebut tenggelam sejak lima hari lalu. Menurut pengakuan sejumlah warga setempat, ponton tersebut tenggelam diduga akibat adanya kebocoran pada bagian lambung, sehingga air masuk.
'Kita tidak tahu persis penyebab kebocorannya. Namun dugaan sementara, akibat lambung ponton bocor. Memang aneh, ponton baru doking sekitar empat atau lima bulan lalu. Tapi kok sudah bocor,' ungkap Ahmad warga Batu Panjang kepada wartawan, belum lama ini.
Camat Rupat, Fadhlan Fuad Daulay, ketika dikonfirmasi membenarkan tentang kondisi ponton pelabuhan Batu Panjang yang tenggelam. Sejauh ini pihak kecamatan sudah memberitahu UPTD Perhubungan, agar persoalan ini secepatnya diselesaikan. Mengingat keberadaan ponton ini sangat dibutuhkan masyarakat.
'Kita sudah memberitahu pihak UPTD Perhubunga, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa diatas. Namun perlu bersabar. Sebab untuk mengangkat ponton yang tenggelam, membutuhkan waktu. Untuk saat ini, warga yang hendak berangkat atau datang, terpaksa harus darurat,' ungkapnya. (auf/end)
BENGKALIS -- Kepala Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi, H Jonni Syafrizal mengatakan, ponton sebenarnya tidak cocok dipergunakan di pelabuhan Rupat. Dengan kondisi angin yang begitu kencang, membuat ponton sering mengalami goncangan dan rentan dengan kerusakan.
Ponton yang tenggelam itu sudah sering kita perbaiki, tau ada saja yang rusak. Perbaikan total kita lakukan pada awal 2009. Kemudian tak lama setelah itu bocor, kita perbaiki lagi tapi bocor lagi,' ujar Jonni kepada sejumlah wartawan, Senin (26/10) kemarin.
Peristiwa tenggelamnya ponton di pelabuhan Rupat sebagaimana muncul di sejumlah media massa, menurut Joni terjadi ketika dudukan ponton yang terpasang ke tiang pancang mengalami kerusakan akibat terpaan angin dan gelombang. Dudukan yang rusak itu ternyata merobek pelat (dinding) ponton yang tebalnya hanya 6 mm. Dari situlah air perlahan-lahan masuk ke dalam ponton.
'Saya mendapat informasi tersebut pada hari Rabu kemarin, dan langsung datang kel lokasi. Saat itu, posisi ponton baru miring sebelah. Namun, keesokan harinya, seluruh bagian ponton sudah tenggelam ke air, dan yang terlihat cuma atapnya,' kata Jonni.
Ketika ditanya solusi mengatasi masalah tersebut, Joni mengatakan dirinya sudah menghubungi rekanan yang pernah mengerjakan perbaikan ponton tersebut. Saat ini mereka sedang berada di luar daerah, dan perbaikan akan dilakukan sesegera mereka tiba di Bengkalis.
Dikatakan, perbaikan ponton tersebut bukan yang pertama kali dilakukan. Namun, kerusakan tetap saja terjadi dimana bagian dudukan ponton yang menempel ke tiang pancang penahan mengalami kerusakan. 'Itu sudah berkali-kalia dilas, tapi kalau tak las-lasannya yang lepas, dindingnya pula yang koyak,' ujarnya.
Joni mengatakan, dengan melihat kondisi lapangan, ponton sebenarnya tidak bisa dipergunakan di pelabuhan tersebut. Untuk itu, saat ini pihaknya sedang merencanakan untuk menggantikan ponton dengan tangga bertingkat. Sehingga penumpang bisa keluar masuk kapal dengan nyaman baik pada saat pasang maupun surut.
'Ini baru sebatas rencana, jadi belum bisa dikatakan pasti akan dibuat seperti itu. Yang jelas studi kelayakan akan kita lakukan agar hasilnya benar-benar tidak mengecewakan. Masyarakat itu kan yang penting keluar masuk kapal gampang dan mereka merasa nyaman. Lagi pula apabila RoRo penyeberangan Rupat-Dumai sudah beroperasi, maka tidak akan banyak lagi warga yang melalui pelabuhan tersebut,' papar Joni lagi.
Sebelumnya diberitakan Ponton pelabuhan dermaga Batu Panjang, Kecamatan Rupat tenggelam, sehingga menyusahkan para calon penumpang. Berdasarkan data yang dihimpun di lapangan, ponton tersebut tenggelam sejak lima hari lalu. Menurut pengakuan sejumlah warga setempat, ponton tersebut tenggelam diduga akibat adanya kebocoran pada bagian lambung, sehingga air masuk.
'Kita tidak tahu persis penyebab kebocorannya. Namun dugaan sementara, akibat lambung ponton bocor. Memang aneh, ponton baru doking sekitar empat atau lima bulan lalu. Tapi kok sudah bocor,' ungkap Ahmad warga Batu Panjang kepada wartawan, belum lama ini.
Camat Rupat, Fadhlan Fuad Daulay, ketika dikonfirmasi membenarkan tentang kondisi ponton pelabuhan Batu Panjang yang tenggelam. Sejauh ini pihak kecamatan sudah memberitahu UPTD Perhubungan, agar persoalan ini secepatnya diselesaikan. Mengingat keberadaan ponton ini sangat dibutuhkan masyarakat.
'Kita sudah memberitahu pihak UPTD Perhubunga, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa diatas. Namun perlu bersabar. Sebab untuk mengangkat ponton yang tenggelam, membutuhkan waktu. Untuk saat ini, warga yang hendak berangkat atau datang, terpaksa harus darurat,' ungkapnya. (auf/end)