BENGKALIS - Apabila Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bengkalis berubah
status sebagai bentuk Badan Layanan Umum (BLU), maka diperkirakan akan
menghemat anggaran dari alokasi APBD Kabupaten Bengkalis tiap tahunnya
mencapai 25 persen disubsidi oleh Pemerintah Daerah (Pemda).
Demikian dipaparkan Direktur RSUD Bengkalis H Said Amir kepada sejumlah wartawan di ruang kerjanya belum lama ini. Menurutnya, angka mengefisienkan anggaran sebesar 25 persen itu adalah sangat optimis bisa dicapai. Setiap tahun, RSUD Bengkalis mampu meraup omset yang disetorkan ke daerah (PAD, red) terus meningkat.
“Saya optimis jika BLU itu sudah terbentuk maka kita bisa perkirakan anggaran yang bisa dihemat dari APBD sebesar 25 persen. Jika tahun ini sebesar hampir Rp 60 miliar hitung saja,” terangnya.
H Said juga memaparkan, sesuai dengan hitungan kasar tahun ke tahun, telah menunjukkan angka yang sangat positif dari keberadaan rumah sakit ini. Meskipun tidak serta merta dengan merubah status menjadi BLU masih tidak lepas dari subsidi anggaran APBD tiap tahunnya.
Dibandingkan dengan tahun 2010 lalu, omset yang berhasil diperoleh untuk disumbangkan ke PAD hingga bulan Oktober 2011, naik hingga 100 persen. Jika tahun 2010 per-Desember hanya mencapai Rp 2 milyar, saat ini sudah mencapai lebih dari Rp 4 milyar.
“Nah, kelebihannya kita bisa lebih cepat bertindak jika sesuatu hal kemungkinan urgen. Kan tidak mesti harus wanti-wanti. Bisa kelola sendiri keuangan itu dari yang kita peroleh tanpa harus menunggu,” katanya lagi.***(dik_RT.C)
Demikian dipaparkan Direktur RSUD Bengkalis H Said Amir kepada sejumlah wartawan di ruang kerjanya belum lama ini. Menurutnya, angka mengefisienkan anggaran sebesar 25 persen itu adalah sangat optimis bisa dicapai. Setiap tahun, RSUD Bengkalis mampu meraup omset yang disetorkan ke daerah (PAD, red) terus meningkat.
“Saya optimis jika BLU itu sudah terbentuk maka kita bisa perkirakan anggaran yang bisa dihemat dari APBD sebesar 25 persen. Jika tahun ini sebesar hampir Rp 60 miliar hitung saja,” terangnya.
H Said juga memaparkan, sesuai dengan hitungan kasar tahun ke tahun, telah menunjukkan angka yang sangat positif dari keberadaan rumah sakit ini. Meskipun tidak serta merta dengan merubah status menjadi BLU masih tidak lepas dari subsidi anggaran APBD tiap tahunnya.
Dibandingkan dengan tahun 2010 lalu, omset yang berhasil diperoleh untuk disumbangkan ke PAD hingga bulan Oktober 2011, naik hingga 100 persen. Jika tahun 2010 per-Desember hanya mencapai Rp 2 milyar, saat ini sudah mencapai lebih dari Rp 4 milyar.
“Nah, kelebihannya kita bisa lebih cepat bertindak jika sesuatu hal kemungkinan urgen. Kan tidak mesti harus wanti-wanti. Bisa kelola sendiri keuangan itu dari yang kita peroleh tanpa harus menunggu,” katanya lagi.***(dik_RT.C)