03-July-2009
BENGKALIS -- Walaupun pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) bupati dan wakil bupati Bengkalis masih akan berlangsung setahun lagi. Tapi sejauh ini, sejumlah nama kandidat mulai dielus di tengah masyarakat. Mereka tidak hanya bakal calon (balon) lokal, tetapi juga dari luar Bengkalis. Bahkan kemungkinan dari luar Riau.
Adapun nama-nama balon yang mulai menjadi pembicaraan hangat itu antara lain Normansyah Abdul Wahab (wakil bupati Bengkalis), Sulaiman Zakaria (setdakab Bengkalis), Tuah Hasrun Saili (kadispenda Bengkalis) dan Rozali Saidun (kepala kantor Satpol PP). Selain mereka berempat yang notabene adalah pejabat Bengkalis juga ada nama di luar birokrat seperti Mahdinur (PKS), M Dharna (PAN) dan Suhendri Asnan (PDIP), keempatnya merupakan elite politik dari Mandau.
Lantas nama lain yang mulai disebut-sebut adalah Zulfan Heri (anggota DPRD Riau), Bagus Santoso (Anggota DPRD Riau terpilih), Herliyan Saleh (kadisperindag Riau), Mustafa Kamal (birokrat), Muhammad (Kadis Bina Marga Dumai), Syahril Abubakar (Hanura) dan Jhon Herizal (pengusaha di Jakarta).
"Makin banyak kandidat balon untuk pilkada nanti merupakan sebuah dinamika berpolitik yang patut mendapat applus, karena tingkat kesadaran berpolitik di kalangan masyarakat dan elite semakin tinggi. Tapi dari sekian banyak nama yang mencuat ke permukaan, nantinya diyakini bakal mengerucut, paling banyak hanya ada lima pasangan balon untuk bupati dan wakil bupati," ucap Abdul Vattah, pengamat politik yang juga sekretaris KNPI Kabupaten Bengkalis , kamis (2/7) .
Disinggungnya juga, untuk pilkada mendatang selain pertarungan para elite politik serta birokrat local, juga ada politisi tingkat propinsi, dan dari Jakarta. Hanya saja, ungkap Vattah, sejauh ini para kandidat tersebut masih melakukan gerakan bawah tanah dalam melakukan sosialisasi ke tengah masyarakat, melalui tim sukses mereka maupun turun langsung dengan berbagai kemasan seperti mengatasnamakan kunjungan kerja.
Pendapat lain dari kalangan politik, seperti disampaikan oleh ketua DPC Hanura kabupaten Bengkalis Hardoni Archan, bahwa pertarungan politik pada pilkada 2010 mendatang diprediksi akan sengit dan ketat. Hanya saja sejauh ini, tegas Hardoni, mayoritas dari para balon yang mulai dielus-elus itu masih belum memiliki perahu atau kendaraan politik yang jelas. Disebutkan Hardoni, pada pilkada mendatang diprediksi akan merupakan pertarungan para elite local, dengan elite politik Riau yang berdomisili di luar Bengkalis.
"Sejauh ini bileh dikatakan yang baru memiliki perahu, hanya Normansyah Wahab (Golkar), Syamsul Gusri atau Mahdinur (PKS) serta Bagus Santoso dan Dharna (PAN). Mereka sampai saat ini masih tercatat sebagai pengurus parpol atau ketua partai di tingkat kabupaten. Namun perlu diingat, peta politik pilkada 2010 berada di Mandau dan pinggir dengan pemilih mencapai 70 persen dari total pemilih di seluruh kabupaten Bengkalis," ingat Hardoni.
Dikutip dari dumaipos
BENGKALIS -- Walaupun pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) bupati dan wakil bupati Bengkalis masih akan berlangsung setahun lagi. Tapi sejauh ini, sejumlah nama kandidat mulai dielus di tengah masyarakat. Mereka tidak hanya bakal calon (balon) lokal, tetapi juga dari luar Bengkalis. Bahkan kemungkinan dari luar Riau.
Adapun nama-nama balon yang mulai menjadi pembicaraan hangat itu antara lain Normansyah Abdul Wahab (wakil bupati Bengkalis), Sulaiman Zakaria (setdakab Bengkalis), Tuah Hasrun Saili (kadispenda Bengkalis) dan Rozali Saidun (kepala kantor Satpol PP). Selain mereka berempat yang notabene adalah pejabat Bengkalis juga ada nama di luar birokrat seperti Mahdinur (PKS), M Dharna (PAN) dan Suhendri Asnan (PDIP), keempatnya merupakan elite politik dari Mandau.
Lantas nama lain yang mulai disebut-sebut adalah Zulfan Heri (anggota DPRD Riau), Bagus Santoso (Anggota DPRD Riau terpilih), Herliyan Saleh (kadisperindag Riau), Mustafa Kamal (birokrat), Muhammad (Kadis Bina Marga Dumai), Syahril Abubakar (Hanura) dan Jhon Herizal (pengusaha di Jakarta).
"Makin banyak kandidat balon untuk pilkada nanti merupakan sebuah dinamika berpolitik yang patut mendapat applus, karena tingkat kesadaran berpolitik di kalangan masyarakat dan elite semakin tinggi. Tapi dari sekian banyak nama yang mencuat ke permukaan, nantinya diyakini bakal mengerucut, paling banyak hanya ada lima pasangan balon untuk bupati dan wakil bupati," ucap Abdul Vattah, pengamat politik yang juga sekretaris KNPI Kabupaten Bengkalis , kamis (2/7) .
Disinggungnya juga, untuk pilkada mendatang selain pertarungan para elite politik serta birokrat local, juga ada politisi tingkat propinsi, dan dari Jakarta. Hanya saja, ungkap Vattah, sejauh ini para kandidat tersebut masih melakukan gerakan bawah tanah dalam melakukan sosialisasi ke tengah masyarakat, melalui tim sukses mereka maupun turun langsung dengan berbagai kemasan seperti mengatasnamakan kunjungan kerja.
Pendapat lain dari kalangan politik, seperti disampaikan oleh ketua DPC Hanura kabupaten Bengkalis Hardoni Archan, bahwa pertarungan politik pada pilkada 2010 mendatang diprediksi akan sengit dan ketat. Hanya saja sejauh ini, tegas Hardoni, mayoritas dari para balon yang mulai dielus-elus itu masih belum memiliki perahu atau kendaraan politik yang jelas. Disebutkan Hardoni, pada pilkada mendatang diprediksi akan merupakan pertarungan para elite local, dengan elite politik Riau yang berdomisili di luar Bengkalis.
"Sejauh ini bileh dikatakan yang baru memiliki perahu, hanya Normansyah Wahab (Golkar), Syamsul Gusri atau Mahdinur (PKS) serta Bagus Santoso dan Dharna (PAN). Mereka sampai saat ini masih tercatat sebagai pengurus parpol atau ketua partai di tingkat kabupaten. Namun perlu diingat, peta politik pilkada 2010 berada di Mandau dan pinggir dengan pemilih mencapai 70 persen dari total pemilih di seluruh kabupaten Bengkalis," ingat Hardoni.
Dikutip dari dumaipos