BENGKALIS- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis terus berupaya maksimal mencegah dan mengendalikan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Saat ini yang paling penting gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat apalagi untuk menghadapi perkiraan anomali cuaca ekstrim yang akan terjadi Mei hingga September mendatang. Kemudian mengingatkan kembali agar tidak membuka lahan dengan cara membakar karena selain mengakibatkan bencana asap juga berdampak hukum.
Demikian disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Bengkalis Burhanuddin ketika menjadi narasumber di Seminar Nasional Solusi Tuntas Riau Bebas Asap di Pekanbaru, Selasa (29/4/14) kemarin petang.
"Prinsipnya Pemkab Bengkalis berupaya melakukan berbagai kegiatan serta menggerakan seluruh stake holder mulai kabupaten sampai desa untuk upaya pencegahan terjadinya Karhutla. Misalnya melakukan rapat koordinasi hingga tingkat RT/RW yang dipimpin langsung bupati dan pembentukan Masyarakat Peduli Api (MPA),” papar Sekda Burhanuddin.
Terkait pengendalian dan penanggulangan karhutla di Kabupaten Bengkalis tersebut, Pemkab terus berupaya melakukan evaluasi sehingga kedepannya bencana karhutla tidak terulang.
"2013 lalu lahan yang terbakar di Bengkalis sekitar 8.000 hektar, sedangkan pada musim kemarau tahun ini karhutla di Bengkalis meningkat 11.164,90 hektar. Bahkan pada Februari, Bengkalis ditetapkan sebagai wilayah darurat asap," terangnya lagi.
Burhanuddin menambahkan, musibah karhutla di Bengkalis menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat, baik secara ekonomi maupun kesehatan. Pemkab Bengkalis sendiri telah berusaha semaksimal mungkin melakukan pemadaman dengan mengerahkan segala kekuatan, hanya saja faktor alam dan susahnya air membuat kebakaran sulit dikendalikan.
Seminar Nasional ditaja Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Provinsi Riau (BNPB) bekerjasama dengan Universitas Riau (UR) dan Universitas Gajah Mada (UGM) dibuka Assisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Riau Wan Amir Firdaus, dan dihadiri sejumlah kepala daerah se-Riau.***(dik)/RiauTerkini
Demikian disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Bengkalis Burhanuddin ketika menjadi narasumber di Seminar Nasional Solusi Tuntas Riau Bebas Asap di Pekanbaru, Selasa (29/4/14) kemarin petang.
"Prinsipnya Pemkab Bengkalis berupaya melakukan berbagai kegiatan serta menggerakan seluruh stake holder mulai kabupaten sampai desa untuk upaya pencegahan terjadinya Karhutla. Misalnya melakukan rapat koordinasi hingga tingkat RT/RW yang dipimpin langsung bupati dan pembentukan Masyarakat Peduli Api (MPA),” papar Sekda Burhanuddin.
Terkait pengendalian dan penanggulangan karhutla di Kabupaten Bengkalis tersebut, Pemkab terus berupaya melakukan evaluasi sehingga kedepannya bencana karhutla tidak terulang.
"2013 lalu lahan yang terbakar di Bengkalis sekitar 8.000 hektar, sedangkan pada musim kemarau tahun ini karhutla di Bengkalis meningkat 11.164,90 hektar. Bahkan pada Februari, Bengkalis ditetapkan sebagai wilayah darurat asap," terangnya lagi.
Burhanuddin menambahkan, musibah karhutla di Bengkalis menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat, baik secara ekonomi maupun kesehatan. Pemkab Bengkalis sendiri telah berusaha semaksimal mungkin melakukan pemadaman dengan mengerahkan segala kekuatan, hanya saja faktor alam dan susahnya air membuat kebakaran sulit dikendalikan.
Seminar Nasional ditaja Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Provinsi Riau (BNPB) bekerjasama dengan Universitas Riau (UR) dan Universitas Gajah Mada (UGM) dibuka Assisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Riau Wan Amir Firdaus, dan dihadiri sejumlah kepala daerah se-Riau.***(dik)/RiauTerkini
Teks foto: Sekda Bengkalis Burhanuddin menyampaikan paparan ketika menjadi narasumber di Seminar Nasional Solusi Tuntas Riau Bebas Asap.