BENGKALIS - Bupati Bengkalis, H Herliyan Saleh sangat kecewa setelah
mengetahui sejumlah paket proyek fisik di Bengkalis yang dikerjakan
kontraktor terkesan asal jadi dan sengaja langgar ketentuan (bestek,
red).
Tidak hanya itu, raut kekecewaan Herliyan juga terlihat, saat temui pemasangan plang nama kegiatan proyek juga asal-asalan. Herliyan juga kecewa saat pengerjaan proyek berjalan sejumlah pengawas proyek yang bertanggung jawab mengawasi, tidak berada di lokasi proyek.
Kekecewaan Bupati Herliyan ini, saat dirinya melakukan peninjauan sejumlah pelaksanaan proyek yang berada di Kecamatan Bengkalis dan Bantan, Rabu (2/11/11) pagi hingga petang. Sasaran peninjauan Bupati ini antara lain, proyek Peningkatan Jalan Ketam Putih senilai Rp 12 miliar lebih, proyek Peningkatan Jalan Penebal-Ulupulau senilai Rp 2 miliar lebih, Peningkatan Jalan Pematang Duku-Teluk Pambang senilai Rp 3 miliar.
Bupati juga turut menyayangkan beberapa perencanaan yang dinilai kurang tepat. Seperti pembangunan pagar keliling salah satu SD di Desa Penampi. “Mestinya halaman sekolah ditinggikan dulu baru dipagar keliling. Kalau seperti ini, air akan menggenangi halaman sekolah,” ujar Herliyan.
Begitupun pada konstruksi turap Sungai Parit Bengkok Desa Pematang Duku, Kecamatan Bengkalis. Menurut Herliyan, perencanaan yang dilakukan konsultan kurang matang, karena turap di bangun tanpa skor. Meskipun menurut konsultan pengawas yang ada di lokasi proyek, turap tersebut sudah cukup kuat.
Lain lagi saat meninjau proyek pembangunan jalan dan tali air menuju jembatan Kembung di Desa Teluk Pambang Kecamatan Bantan. Tanah galian parit yang dilakukan rekanan dijadikan bahan timbunan base jalan tanpa dipadatkan, dan langsung ditutupi dengan plastik hitam lalu bagian atas ditimbun dengan tanah merah.
“Kalau seperti ini kesan timbunannya memang terlihat tinggi, tapi bukan tanah merah semua, sebagian lumpur galian parit. Kalau seperti ini bagaimana struktur tanahnya mau kuat, tengok saya pijak saja sudah amblas,” ungkap Herliyan seraya memijak timbunan.
Herliyan terlihat lebih kecewa karena tidak ada konsultan pengawas di lapangan, dirinya juga tidak menemukan rekanan dan para pekerja. Selain itu, papan plang proyek juga tidak dipasang. “Seperti saya sampaikan beberapa waktu lalu, konsultan harus standby dilokasi. Tujuannya, agar proyek yang dikerjakan sesuai keinginan kita semua,” terangya.
Selain Bupati, ikut dalam peninjauan tersebut, Inspektur H Mukhlis, Ketua Bappeda, H Jondi Bustian, Kadis BMP, Muhammad Amin, serta sejumlah Kepala Bidang dan PPTK. (dik_RT)
Tidak hanya itu, raut kekecewaan Herliyan juga terlihat, saat temui pemasangan plang nama kegiatan proyek juga asal-asalan. Herliyan juga kecewa saat pengerjaan proyek berjalan sejumlah pengawas proyek yang bertanggung jawab mengawasi, tidak berada di lokasi proyek.
Kekecewaan Bupati Herliyan ini, saat dirinya melakukan peninjauan sejumlah pelaksanaan proyek yang berada di Kecamatan Bengkalis dan Bantan, Rabu (2/11/11) pagi hingga petang. Sasaran peninjauan Bupati ini antara lain, proyek Peningkatan Jalan Ketam Putih senilai Rp 12 miliar lebih, proyek Peningkatan Jalan Penebal-Ulupulau senilai Rp 2 miliar lebih, Peningkatan Jalan Pematang Duku-Teluk Pambang senilai Rp 3 miliar.
Bupati juga turut menyayangkan beberapa perencanaan yang dinilai kurang tepat. Seperti pembangunan pagar keliling salah satu SD di Desa Penampi. “Mestinya halaman sekolah ditinggikan dulu baru dipagar keliling. Kalau seperti ini, air akan menggenangi halaman sekolah,” ujar Herliyan.
Begitupun pada konstruksi turap Sungai Parit Bengkok Desa Pematang Duku, Kecamatan Bengkalis. Menurut Herliyan, perencanaan yang dilakukan konsultan kurang matang, karena turap di bangun tanpa skor. Meskipun menurut konsultan pengawas yang ada di lokasi proyek, turap tersebut sudah cukup kuat.
Lain lagi saat meninjau proyek pembangunan jalan dan tali air menuju jembatan Kembung di Desa Teluk Pambang Kecamatan Bantan. Tanah galian parit yang dilakukan rekanan dijadikan bahan timbunan base jalan tanpa dipadatkan, dan langsung ditutupi dengan plastik hitam lalu bagian atas ditimbun dengan tanah merah.
“Kalau seperti ini kesan timbunannya memang terlihat tinggi, tapi bukan tanah merah semua, sebagian lumpur galian parit. Kalau seperti ini bagaimana struktur tanahnya mau kuat, tengok saya pijak saja sudah amblas,” ungkap Herliyan seraya memijak timbunan.
Herliyan terlihat lebih kecewa karena tidak ada konsultan pengawas di lapangan, dirinya juga tidak menemukan rekanan dan para pekerja. Selain itu, papan plang proyek juga tidak dipasang. “Seperti saya sampaikan beberapa waktu lalu, konsultan harus standby dilokasi. Tujuannya, agar proyek yang dikerjakan sesuai keinginan kita semua,” terangya.
Selain Bupati, ikut dalam peninjauan tersebut, Inspektur H Mukhlis, Ketua Bappeda, H Jondi Bustian, Kadis BMP, Muhammad Amin, serta sejumlah Kepala Bidang dan PPTK. (dik_RT)