BENGKALIS - Jumlah penderita penyakit HIV dan Aids di Kabupaten Bengkalis hingga Maret 2013 mencapai 228 kasus, bahkan angka kematian mencapai 22 kasus. Kondisi ini mengkhawatirkan semua pihak, sehingga butuh komitmen bersama untuk mencegah dan menanggulangi HIV-Adis.
“Jika melihat dari perkembangan kasus HIV Aids ini, kita harus bekerja keras untuk mencegah dan menanggulangi. Lebih mencengangkan lagi, ada kecenderungan penularan beresiko tinggi kepada isteri dan anak, padahal mereka tidak tahu sama sekali,” ungkap Ketua Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Bengkalis, Suayatno kepada wartawan baru-baru ini.
“Jika melihat dari perkembangan kasus HIV Aids ini, kita harus bekerja keras untuk mencegah dan menanggulangi. Lebih mencengangkan lagi, ada kecenderungan penularan beresiko tinggi kepada isteri dan anak, padahal mereka tidak tahu sama sekali,” ungkap Ketua Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Bengkalis, Suayatno kepada wartawan baru-baru ini.
Dikatakan Wakil Bupati Bengkalis, sejauh ini kasus penularan pada ibu rumah tangga diperkirakan menempati urutan ketiga jumlah kelompok pengidap HIV dan Aids. Apabila persoalan ini tidak segera diatasi oleh semua pihak, dikhawatirkan akan berdampak pada penularan terhadap anak yang lahir. Berdasarkan perkiraan KPA pusat hingga tahun 2015, sebanyak 38.500 anak akan terlahir dari ibu yang sudah terinfeksi HIV.
“Kondisi ini merupakan persoalan besar bagi kita. Tentu kita tidak ingin ‘petaka’ ini terjadi. Oleh karena itu perlu keseriusan dan komitmen bersama, untuk menanggulangi penyakit menular ini,” tandas Suayatno.
Dilihat dari usia ternyata sebagian besar merupakan usia produktif dan reproduktif, sedangkan dilihat dari faktor resiko adalah pekerja seks, pelanggan, waria dan ibu rumah tangga. Penyebab penularan yang paling dominan adalah melalui hubungan seks yang tidak aman 90.4 %, kemudian diikuti oleh penggunaan jarum suntik dan penularan dari ibu dan anak.
“Hal ini tentu menggugah tanggungjawab kita semua untuk mencegah meningkatnya penularan penyakit HIV dan Aids,” ungkap mantan Wakil Ketua DPRD Bengkalis ini.
Lebih lanjut Wabup Bengkalis mengatakan, sejauh ini upaya penanggulangan dan pencegahan hiv/aids yang telah dilaksanakan. Yakni membentuk klinik VCT (konseling dan test sukarela) untuk menjaring HIV dan Aids di RSUD Kecamatan Mandau dan Bengkalis. Membentuk dua klinik di kecamatan Mandau dan Pinggir untuk pelayanan pemeriksaan Infeksi Menular Seksual (IMS) .
Disamping itu, KPA Kabupaten Bengkalis juga mengelar penyuluhan kepada tokoh masyarakat, kepala desa dan tokoh agama terkait pentingnya upaya bersama mencegah dan menanggulangi HIV dan Aids ini. “Alhamdulillah pada Kamis kemarin, kita mengadakan pertemuan dan penyuluhan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama dan kepala desa,” tandasnya.
Pada dasarnya, kata Suayatno penularan HIV dan Aids dapat dicegah apabila semua pihak, khususnya lingkungan keluarga memahami dan menyadari tentang bahaya penyakit dan cara penularannya. Pada tatanan keluarga, agama merupakan senjata yang ampuh untuk menangkal HIV dan Aids.
“Saya mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersatu padu dan bahu membahu melakukan upaya penanggulangan HIV dan Aids. Mengingat upaya pencegahan bukan hanya tanggungjawab pemerintah, tapi melibat semua pihak,” ajak Wabup.(auf)/(Dumai Pos)