Bandar Sri Setia Raja Difungsikan

icon   Pada 26 September 2011 Bagikan ke :
02-March-2010

BENGKALIS - Gubernur Riau HM Rusli Zainal SE MP, Senin (1/3) meresmikan pengoperasian bandar Sri Setia Raja Selat Baru.Peresmian pelabuhan penumpang di muara Sungai Liong Kecamatan Bantan ini, ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Gubri bersama Bupati Bengkalis H Syamsurizal. Serta penekanan sirine pembukaan selubung nama bersama bupati dan Ketua DPRD Bengkalis Indra Gunawan.

Usai penandatanganan, acara dilanjutkan dengan upacara adat, berupa menepuk tepung tawari dua tiang utama pintu masuk pelabuhan. Selain Gubri dan Bupati Bengkalis, Bupati Indragiri Hilir Indra Mukhlis Adnan yang juga hadir dalam kesempatan itu, juga didaulat ikut serta dalam acara adat ini. Sedangkan pemotongan pita di depan pintu masuk utama bandar, dilakukan Hj Septina Primawati didampingi istri Bupati Bengkalis, Hj Fauziah Siregar Syamsurizal.

Gubri mengatakan, dengan letak geografis Kabupaten Bengkalis yang berada di kawasan pesisir, tepatnya di jalur utama lintas perdagangan internasional yang paling ramai, yaitu Selat Malaka, menjadikan keberadaan bandar Sri Setia Raja Selat Baru nantinya akan mampu memberikan efek dorong yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi. Bukan hanya di Kecamatan Bantan atau Kabupaten Bengkalis saja, tetapi juga daerah-daerah lain di Provinsi Riau.

‘’Sebagaimana daerah atau negara lain yang wilayahnya merupakan daerah kepulauan, salah satu faktor pendukung yang diperlukan bila ingin cepat berkembang, adalah tersedianya pelabuhan yang representatif. Tanpa, pelabuhan daerah perairan sangat sulit untuk dikembangkan,’’ ungkap Gubri.

Sementara itu, Syamsurizal menjelaskan, nama Sri Setia Raja diambil dari nama seorang syahbandar yang pernah bertugas di Bengkalis pada 1673. Pemberian nama ini, katanya, dimaksudkan untuk mengembalikan Bengkalis dan sekitarnya, termasuk Bantan, Bukit Batu dan Batu Panjang di Pulau Rupat yang kala itu merupakan bandar teramai.

Pada bagian lain, Syamsurizal menjelaskan, pembangunan pelabuhan yang dimulai sejak 2003 itu, merupakan bagian dari grand design pengembangan objek wisata bahari Selatbaru.

Karena itu, ke depan, katanya, bandar yang baru diresmikan diharapkan mampu menjadi salah satu pintu masuk para turis dari manca negara. Bukan hanya ke Kabupaten Bengkalis atau Provinsi Riau saja, tetapi juga ke daerah lainnya di Indonesia.

‘’Insya Allah, apa yang menjadi dasar pemikiran ketika akan membangunan bandar ini, yaitu sebagai salah satu motor penggerak untuk meningkatkan perekonomian, nantinya benar-benar akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,’’ ujarnya.

Peresmian bandar yang sebelumnya merupakan pelabuhan perdagangan lintas batas itu, juga ditandai dengan pelepasan pelayaran perdana KM MV Mulia Kencana 99 oleh Gubri. Kemudian, bersama sejumlah kepala dinas/instansi, Gubri dan Syamsurizal juga mengikuti pelayaran perdana KM Laksamana 01 menuju Muar. Pelayaran perdana ini diikuti sekitar 100 orang penumpang. KM Laksamana 01 Ekpsress meninggalkan bandar Sri Setia Raja Selat baru sekitar pukul 13.40 WIB.

Dengan diresmikannya bandar ini, jika sebelumnya pelayaran menuju Malaysia melalui bandar Sri Laksamana (BSL) Bengkalis, kini dipindahkan ke bandar Sri Setia Raja Selatbaru.(evi/izl)