10-November-2009
BENGKALIS - Kembali sebuah sekolah tinggi di Bengkalis mewisuda lulusannya. Jika sebelumnya, Politeknik Bengkalis mewisuda 100 lebih mahasiswanya, Senin (9/11), giliran Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Syariah Bengkalis melakukan wisuda sarjana S1 angkatan kedua bagi 70 mahasiswa dari dua program studi, masing-masing Program Studi Akuntansi Syariah serta Keuangan dan Perbankan Syariah.
Wisuda yang digelar di gedung Cik Puan Bengkalis tersebut, selain dihadiri oleh Bupati Bengkalis H Syamsurizal, turut hadir Ketua Yayasan Bangun Insani (yang menaungi STIE Syariah), H Sulaiman Zakaria. Hadir pula koordinator Kopertais Wilayah XII Riau-Kepri, Prof Dr H Muhammad Nazir serta dua orang profesor jemputan dari negeri jiran Malaysia, Prof Dr Fadzim bin Usman dan Prof Dr Mohammad Zaidi Mohammad Hajazi.
Ketua STIE Syariah Bengkalis, Dr H Kasmuri Selamat MA dalam sambutannya mengatakan, 70 mahasiswa yang diwisuda tersebut berasal dari dua program studi, masing-masing Studi Akuntansi Syariah dan Keuangan Perbankan Syariah. ‘’Mahsiswa Program Studi Akuntansi Syariah berjumlah 27 orang, dan untuk mahasiswa Keuangan dan Perbankan Syariah sebanyak 43 orang. Total mahasiswa yang diwisuda hari ini berjumlah 70 orang,’’ urai Kasmuri.
Dari 70 mahasiswa yang diwisuda tersebut, enam mahasiswa di antaranya memproleh prediket kelulusan cumlaude. Masing-masing, Dewi Oktayani mahasiswa studi Keuangan dan Perbankan Syariah dengan IPK terakhir 3.68. Berturut-turut dari program studi yang sama, Nurazlina dengan IPK 3.67, Sri Rahmany dengan IPK 3.66, Erlindawati dengan IPK 3.6. Sedangkan untuk program studi Akuntansi Syariah berjumlah dua orang, masing-masing Sandi Andika dengan IPK 3.62 serta Muhammad Edi dengan IPK 3.53.
Ditambahkan Kasmuri, perkembangan ekonomi Islam atau juga disebut dengan ekonomi syariah dari tahun ke tahun selalu menunjukkan tren positif. Saat ini kata Ksmuri, setiap negara maju sudah memiliki layanan keuangan syariah, begitu juga halnya dengan negara-negara berkembang. ‘’Untuk diketahui bersama, sampai detik ini tidak ada negara maju maupun negara berkembang yang tidak berminat dengan sistem ekonomi Islam,’’ imbuh Kasmuri.
Tidak bermaksud membanggakan kelulusan STIE Syariah Bengkalis kata Kasmuri, sejumlah lulusan saat ini sudah berkerja di sejumlah institusi perbankan. Terutama di Perbankan Syariah. ‘’Begitu juga untuk lulusan kali ini. Kami yakin, para wisudawan adalah mereka yang memiliki integritas yang cukup tinggi terhadap ilmu pengetahuan, teknologi maupun komunikasi. Sarjana yang melek teknologi tetapi tidak mudah terpedaya dengan hal-hal negatif yang tersirat pada prangkat tersebut,’’ terang Kasmuri lagi.
Sejak berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992, sampai saat ini institusi keuangan Islam lainnya tumbuh bagai cendawan di musim hujan. Seperti perbankan syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah bahkan sejumlah hotel sudah menerapkan prinsip-prinsip syariah. ‘’Bahkan beberapa bulan lalu, undang-undang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau lebih dikenal dengan Sukuk, juga sudah disahkan oleh Badan Legislatif Republik Indonesia,’’ imbuh Kasmuri.
Untuk itu kata Kasmuri, diharapkan pada helat wisuda kedua kali ini, memunculkan sarjana-sarjana yang tetap memegang prinsip syariah Islam. Selain itu, penyematan gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI), bukan merupakan kesuksesan abadi. Sebaliknya, penyematan gelar tersebut sejatinya sebagai bentuk tanggungjawab dan tugas besar untuk melestarikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Islam, khususnya di bidang ekonomi dan umumnya dalam segala aspek kehidupan.
Sementara itu Bupati Bengkalis dalam arahannya mengatakan, baru-baru ini kerajaan Inggris ingin menguasai sistim ekonomi (perbankan) Syariah dunia. Hal ini kata Syamsurizal, menggambarkan betapa sistem ekonomi keuangan Islam itu sudah diakui oleh dunia, bahkan dunia Barat sekalipun. ‘’Ini peluang bagi kita dan terutama tentunya para sarjana lulusan ekonomi syariah. Jangan puas dengan ilmu yang sudah, terus dalami sehingga mampu bersaing di pentas dunia,’’ saran Syamsurizal.
Bangsa ini ke depan kata Syamsurizal, memerlukan para anak bangsa yang ulet, memaliki kecakapan dan berwawasan. ‘’Saya bangga dengan prestasi yang mampu diraih STIE Syariah saat ini, mudah-mudahan ke depan bertambah baik lagi,’’ harap Syamsurizal lagi.(evi)
BENGKALIS - Kembali sebuah sekolah tinggi di Bengkalis mewisuda lulusannya. Jika sebelumnya, Politeknik Bengkalis mewisuda 100 lebih mahasiswanya, Senin (9/11), giliran Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Syariah Bengkalis melakukan wisuda sarjana S1 angkatan kedua bagi 70 mahasiswa dari dua program studi, masing-masing Program Studi Akuntansi Syariah serta Keuangan dan Perbankan Syariah.
Wisuda yang digelar di gedung Cik Puan Bengkalis tersebut, selain dihadiri oleh Bupati Bengkalis H Syamsurizal, turut hadir Ketua Yayasan Bangun Insani (yang menaungi STIE Syariah), H Sulaiman Zakaria. Hadir pula koordinator Kopertais Wilayah XII Riau-Kepri, Prof Dr H Muhammad Nazir serta dua orang profesor jemputan dari negeri jiran Malaysia, Prof Dr Fadzim bin Usman dan Prof Dr Mohammad Zaidi Mohammad Hajazi.
Ketua STIE Syariah Bengkalis, Dr H Kasmuri Selamat MA dalam sambutannya mengatakan, 70 mahasiswa yang diwisuda tersebut berasal dari dua program studi, masing-masing Studi Akuntansi Syariah dan Keuangan Perbankan Syariah. ‘’Mahsiswa Program Studi Akuntansi Syariah berjumlah 27 orang, dan untuk mahasiswa Keuangan dan Perbankan Syariah sebanyak 43 orang. Total mahasiswa yang diwisuda hari ini berjumlah 70 orang,’’ urai Kasmuri.
Dari 70 mahasiswa yang diwisuda tersebut, enam mahasiswa di antaranya memproleh prediket kelulusan cumlaude. Masing-masing, Dewi Oktayani mahasiswa studi Keuangan dan Perbankan Syariah dengan IPK terakhir 3.68. Berturut-turut dari program studi yang sama, Nurazlina dengan IPK 3.67, Sri Rahmany dengan IPK 3.66, Erlindawati dengan IPK 3.6. Sedangkan untuk program studi Akuntansi Syariah berjumlah dua orang, masing-masing Sandi Andika dengan IPK 3.62 serta Muhammad Edi dengan IPK 3.53.
Ditambahkan Kasmuri, perkembangan ekonomi Islam atau juga disebut dengan ekonomi syariah dari tahun ke tahun selalu menunjukkan tren positif. Saat ini kata Ksmuri, setiap negara maju sudah memiliki layanan keuangan syariah, begitu juga halnya dengan negara-negara berkembang. ‘’Untuk diketahui bersama, sampai detik ini tidak ada negara maju maupun negara berkembang yang tidak berminat dengan sistem ekonomi Islam,’’ imbuh Kasmuri.
Tidak bermaksud membanggakan kelulusan STIE Syariah Bengkalis kata Kasmuri, sejumlah lulusan saat ini sudah berkerja di sejumlah institusi perbankan. Terutama di Perbankan Syariah. ‘’Begitu juga untuk lulusan kali ini. Kami yakin, para wisudawan adalah mereka yang memiliki integritas yang cukup tinggi terhadap ilmu pengetahuan, teknologi maupun komunikasi. Sarjana yang melek teknologi tetapi tidak mudah terpedaya dengan hal-hal negatif yang tersirat pada prangkat tersebut,’’ terang Kasmuri lagi.
Sejak berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992, sampai saat ini institusi keuangan Islam lainnya tumbuh bagai cendawan di musim hujan. Seperti perbankan syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah bahkan sejumlah hotel sudah menerapkan prinsip-prinsip syariah. ‘’Bahkan beberapa bulan lalu, undang-undang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau lebih dikenal dengan Sukuk, juga sudah disahkan oleh Badan Legislatif Republik Indonesia,’’ imbuh Kasmuri.
Untuk itu kata Kasmuri, diharapkan pada helat wisuda kedua kali ini, memunculkan sarjana-sarjana yang tetap memegang prinsip syariah Islam. Selain itu, penyematan gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI), bukan merupakan kesuksesan abadi. Sebaliknya, penyematan gelar tersebut sejatinya sebagai bentuk tanggungjawab dan tugas besar untuk melestarikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Islam, khususnya di bidang ekonomi dan umumnya dalam segala aspek kehidupan.
Sementara itu Bupati Bengkalis dalam arahannya mengatakan, baru-baru ini kerajaan Inggris ingin menguasai sistim ekonomi (perbankan) Syariah dunia. Hal ini kata Syamsurizal, menggambarkan betapa sistem ekonomi keuangan Islam itu sudah diakui oleh dunia, bahkan dunia Barat sekalipun. ‘’Ini peluang bagi kita dan terutama tentunya para sarjana lulusan ekonomi syariah. Jangan puas dengan ilmu yang sudah, terus dalami sehingga mampu bersaing di pentas dunia,’’ saran Syamsurizal.
Bangsa ini ke depan kata Syamsurizal, memerlukan para anak bangsa yang ulet, memaliki kecakapan dan berwawasan. ‘’Saya bangga dengan prestasi yang mampu diraih STIE Syariah saat ini, mudah-mudahan ke depan bertambah baik lagi,’’ harap Syamsurizal lagi.(evi)