Pasca ambruknya dolpin (penyandar, red) kapal penyeberangan di pelabuhan
Air Putih (Bengkalis) Senin (8/8/11) pagi, Bupati Bengkalis H Herliyan
Saleh dan sejumlah pejabat teras di lingkungan Pemkab Bengkalis langsung
meninjau lokasi kejadian.
Bupati memastikan bahwa peristiwa ambruknya dolpin tersebut adalah musibah dan keadaan force majour (darurat) karena usia pelabuhan hampir 18 tahun dari masa daya tahan selama 20 tahun juga memicu kejadian tersebut. Usai meninjau lokasi ambruknya dolpin (penyandar kapal, red) itu, Bupati H Herliyan Saleh kepada sejumlah wartawan mengatakan agar tim teknis untuk segera menarik ‘bangkai’ dolpin ke tepi atau keluar dari jalur sandar kapal, sehingga saat kapal berlabuh masih bisa dilakukan meskipun masih dalam kondisi darurat.
Bupati juga mengungkapkan bahwa kondisi pelabuhan sebagai urat nadi dari masyarakat yang ada di Pulau Bengkalis, pihaknya segera melakukan koordinasi dengan pihak DPRD Bengkalis melakukan upaya percepatan penyelesaian dengan menggunakan cara akan menggunakan dana tanggap darurat, apalagi dalam waktu kurang dari satu bulan memasuki lebaran Idul Fitri 1432 H.
“Kondisi saat ini kapal penyeberang tidak bisa melakukan keberangkatan. Saya minta tim mengupayakan secepat mungkin dan sesegera mungkin memindahkan dolpin yang roboh itu ke arah keluar daripada ruang gerak feri untuk merapat atau bersandar,” ujarnya.
“Kita akan melakukan proses emergency artinya kita akan koordinasikan dengan pimpinan dewan mudah-mudahan nanti untuk menyelesaikan tanggap darurat dan juga pemasangan kembali agar mencairkan dana dari tanggap darurat. Sekarang untuk emergencynya dan kita bekerjasama dengan pihak ferry bagaimana agar tetap jalan dengan sistem sementara,” kata Bupati lagi.
Ditambahkan Bupati, bahwa dengan kondisi rusaknya pelabuhan itu, telah memerintahkan, agar tim segera mendatangkan alat untuk menarik ‘bangkai’ dolpin yang roboh di sekitar sandaran kapal. Bupati juga menegaskan agar tim menyelesaikan paling lambat 2 hari mengatasi persoalan ini.“Solusi yang paling tercepat adalah memindahkan ‘bangkai’ dolpin yang roboh itu karena saat ini masih menghambat proses penyandaran kapal. Alat sedang berada di Teluk Mesjid menuju kemari. Dan saya minta paling lambat 2 hari harus sudah selesai. Besok kita harapkan sudah bisa namun dalam kondisi di sini (Pelabuhan Air Putih) masih sementara dalam situasi darurat,” terangnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Bengkalis Indra Gunawan yang juga ikut meninjau kondisi pelabuhan mengungkapkan saat ini tersedia anggaran tanggap darurat sebesar Rp 7 milyar. Dan akan digunakan untuk situasi yang dihadapi dolpin pada Pelabuhan Air Putih yang ambruk mengakibatkan seluruh roda perekonomian Pulau Bengkalis terancam.
“Inikan bencana, kita sudah ada anggaran tanggap darurat sebanyak Rp 7 milyar. Apakah ini kategori bencana darurat atau bencana biasa. Kita koordinasikan dengan Pak Bupati dan ini akan kita konsultasikan ke BPK,” katanya.
Dengan ambruknya sandaran kapal penyeberangan itu, dan kembalinya kondisi pelabuhan normal, serta masih berstatus darurat. Pelayanan jasa angkutan penyeberangan dari Pulau Bengkalis ke Bukit Batu akan mengalami pengurangan jadwal keberangkatan dari jadwal normal sebelumnya.***(dik_RT.C)
Bupati memastikan bahwa peristiwa ambruknya dolpin tersebut adalah musibah dan keadaan force majour (darurat) karena usia pelabuhan hampir 18 tahun dari masa daya tahan selama 20 tahun juga memicu kejadian tersebut. Usai meninjau lokasi ambruknya dolpin (penyandar kapal, red) itu, Bupati H Herliyan Saleh kepada sejumlah wartawan mengatakan agar tim teknis untuk segera menarik ‘bangkai’ dolpin ke tepi atau keluar dari jalur sandar kapal, sehingga saat kapal berlabuh masih bisa dilakukan meskipun masih dalam kondisi darurat.
Bupati juga mengungkapkan bahwa kondisi pelabuhan sebagai urat nadi dari masyarakat yang ada di Pulau Bengkalis, pihaknya segera melakukan koordinasi dengan pihak DPRD Bengkalis melakukan upaya percepatan penyelesaian dengan menggunakan cara akan menggunakan dana tanggap darurat, apalagi dalam waktu kurang dari satu bulan memasuki lebaran Idul Fitri 1432 H.
“Kondisi saat ini kapal penyeberang tidak bisa melakukan keberangkatan. Saya minta tim mengupayakan secepat mungkin dan sesegera mungkin memindahkan dolpin yang roboh itu ke arah keluar daripada ruang gerak feri untuk merapat atau bersandar,” ujarnya.
“Kita akan melakukan proses emergency artinya kita akan koordinasikan dengan pimpinan dewan mudah-mudahan nanti untuk menyelesaikan tanggap darurat dan juga pemasangan kembali agar mencairkan dana dari tanggap darurat. Sekarang untuk emergencynya dan kita bekerjasama dengan pihak ferry bagaimana agar tetap jalan dengan sistem sementara,” kata Bupati lagi.
Ditambahkan Bupati, bahwa dengan kondisi rusaknya pelabuhan itu, telah memerintahkan, agar tim segera mendatangkan alat untuk menarik ‘bangkai’ dolpin yang roboh di sekitar sandaran kapal. Bupati juga menegaskan agar tim menyelesaikan paling lambat 2 hari mengatasi persoalan ini.“Solusi yang paling tercepat adalah memindahkan ‘bangkai’ dolpin yang roboh itu karena saat ini masih menghambat proses penyandaran kapal. Alat sedang berada di Teluk Mesjid menuju kemari. Dan saya minta paling lambat 2 hari harus sudah selesai. Besok kita harapkan sudah bisa namun dalam kondisi di sini (Pelabuhan Air Putih) masih sementara dalam situasi darurat,” terangnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Bengkalis Indra Gunawan yang juga ikut meninjau kondisi pelabuhan mengungkapkan saat ini tersedia anggaran tanggap darurat sebesar Rp 7 milyar. Dan akan digunakan untuk situasi yang dihadapi dolpin pada Pelabuhan Air Putih yang ambruk mengakibatkan seluruh roda perekonomian Pulau Bengkalis terancam.
“Inikan bencana, kita sudah ada anggaran tanggap darurat sebanyak Rp 7 milyar. Apakah ini kategori bencana darurat atau bencana biasa. Kita koordinasikan dengan Pak Bupati dan ini akan kita konsultasikan ke BPK,” katanya.
Dengan ambruknya sandaran kapal penyeberangan itu, dan kembalinya kondisi pelabuhan normal, serta masih berstatus darurat. Pelayanan jasa angkutan penyeberangan dari Pulau Bengkalis ke Bukit Batu akan mengalami pengurangan jadwal keberangkatan dari jadwal normal sebelumnya.***(dik_RT.C)